Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Hampiri 15.200, IHSG Lanjut Melemah di Awal Dagang

Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada awal perdagangan hari ini, Jumat (5/10/2018), saat nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif.
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Pelemahan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berlanjut pada awal perdagangan hari ini, Jumat (5/10/2018), saat nilai tukar rupiah bergerak fluktuatif.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG melemah 0,53% atau 30,24 poin ke level 5.726,37 pada pukul 09.26 WIB, setelah dibuka turun 0,31% atau 18,02 poin di level 5.738,59.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada level 5.706,40 – 5.739,29. Adapun pada perdagangan Kamis (4/10), IHSG berakhir merosot 1,89% atau 111,12 poin di posisi 5.756,62.

Seluruh sembilan indeks sektoral IHSG pagi ini bergerak di zona merah dengan tekanan utama sektor infrastruktur (-1,09%), aneka industri (-0,71%), dan industri dasar (-0,69%).

Sebanyak 65 saham menguat, 181 saham melemah, dan 358 saham stagnan dari 604 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) dan PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) yang masing-masing turun 1,06% dan 1,67% menjadi penekan utama terhadap pelemahan IHSG pada pukul 09.26 WIB.

IHSG diprediksi masih akan tertekan seiring dengan berlanjutnya pelemahan rupiah. Tim riset Samuel Sekuritas Indonesia memaparkan, bursa AS melemah dengan Dow Jones mencatat pelemahan terburuk sejak 10 Agustus lalu.

Tertekannya bursa disebabkan oleh kenaikan tajam yield 10 tahun treasury-note ke atas level 3,2%, tertinggi sejak 2011. Sementara itu, data jobless claims, tercatat turun ke 207.000 mendekati titik terendah dalam 49 tahun terakhir.

Di sisi lain, pernyataan gubernur the Fed, Jerome Powell, mengenai potensi kenaikan suku bunga yang lebih banyak di masa depan, menguatkan indeks dolar AS ke 95,7 sekaligus menekan mata uang rupiah. Rupiah saat ini melemah hingga mencapai 15.190 terhadap dolar AS, melemah 12% dari awal tahun 2018.

“IHSG kami perkirakan masih akan tertekan seiring dengan berlanjutnya pelemahan rupiah terhadap dolar AS. Data cadangan devisa Indonesia menjadi data ekonomi yang ditunggu investor hari ini,” paparnya dalam riset.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah di pasar spot kembali terdepresiasi dan melemah 1 poin atau 0,01% ke level Rp15.180 per dolar AS pukul 09.21 WIB, setelah berakhir melorot 104 poin atau 0,69% di posisi 15.179 pada perdagangan Kamis (4/10).

Padahal, mata uang Garuda terpantau sempat rebound dan terapresiasi hingga menyentuh level Rp15.165 per dolar AS, setelah dibuka dengan depresiasi 11 poin atau 0,07% di level 15.190 pagi ini.

Sejalan dengan IHSG, pergerakan indeks Bisnis 27 lanjut melemah 0,58% atau 2,93 poin ke level 499,57 pada pukul 09.27 WIB, setelah berakhir merosot 2,07% atau 10,64 di posisi 502,50.

Indeks saham lainnya di kawasan Asia Tenggara juga bergerak negatif pagi ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,32%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,40%), dan indeks PSEi Filipina (-0,17%).

Saham-saham yang melemah pada awal perdagangan:

BBCA

-1,06%

TLKM

-1,67%

UNVR

-1,45%

HMSP

-0,81%

Saham-saham yang menguat pada awal perdagangan:

MAYA

+3,85%

MABA

+7,41%

GDST

+24,36%

BKSW

+10,20%

Sumber: Bloomberg

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper