Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dow Jones Sentuh Level Tertinggi, Facebook Tekan Indeks S&P dan Nasdaq

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 122,73 poin atau 0,46% ke level 26.773,94, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 1,16 poin atau 0,04% ke 2.923,43 dan Nasdaq Composite turun 37,76 poin atau 0,47% menjadi 7.999,55.

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Dow Jones mencapai rekor penutupan tertinggi pada hari Selasa (2/10/2018), tetapi penurunan saham Facebook membebani indeks S&P 500 dan Nasdaq.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 122,73 poin atau 0,46% ke level 26.773,94, sedangkan indeks Standard & Poor’s 500 kehilangan 1,16 poin atau 0,04% ke 2.923,43 dan Nasdaq Composite turun 37,76 poin atau 0,47% menjadi 7.999,55.

Dilansir Reuters, sektor utilitas menjadi pendorong utama Wall Street setelah menguat 1,3 %, disusul konsumen yang naik 0,6%. Di sisi lain, saham Facebook, Netflix dan Amazon, bagian dari kelompok saham FANG, menahan indeks Nasdaq.

Indeks Dow Jones juga didorong oleh saham-saham seperti Boeing dan Caterpillar karena investor tetap optimis pada perusahaan-perusahaan yang sensitif terhadap perdagangan tersebut, menyusul tercapainya kesepakatan antara Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko.

Di sisi lain, shaam Facebook turun 1,91%. Perusahaan media sosial, yang pada hari Jumat mengungkapkan pelanggaran keamanan terburuknya, masih terus meminta dibuatnya undang-undang untuk memaksa perusahaan teknologi untuk bertanggung jawab atas keamanan online secara serius.

"Ini semua adalah perusahaan baik yang memiliki valuasi sangat tinggi sehingga mereka rentan terhadap gejolak tipis," kata Stephen Massocca, wakil presiden senior di Wedbush Securities di San Francisco.

Sementara itu, sektor finansial sedikit berubah dan pulih dari pelemahan sebelumnya yang diakibatkan penurunan saham bank-bank Italia setelah anggota parlemen senior di salah satu partai yang berkuasa di Italia mengatakan sebagian besar masalah ekonomi negara itu akan diselesaikan jika negara itu kembali mengadopsi mata uang nasional.

"Itu benar-benar singkat, dan jelas tidak merusak infrastruktur sektor finansial AS," kata Peter Kenny, pendiri Kenny’s Commentary LLC dan Strategic Board Solutions LLC di New York.

Sementara itu, saham PepsiCo melemah 1,8% karena margin yang mengecewakan menyusul kenaikan harga komoditas dan transportasi yang membayangi laba kuartalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper