Bisnis.com, JAKARTA - Transaksi broker pada kuartal III/2018 meningkat cukup tajam.
Dari data Bloomberg, gross value pada kuartal III/2018 mencapai Rp952,98 triliun, naik sebesar 19,93% dibandingkan dengan kuartal III/2017 yang hanya senilai Rp794,59 triliun.
Ada dua perusahaan lokal yang bertengger di dalam daftar 10 perusahaan sekuritas dengan nilai transaksi tertinggi, yakni Mandiri Sekuritas di peringkat pertama dan Indo Premier Securities di peringkat 10.
Total nilai transaksi Mandiri Sekuritas pada periode Juli-September tahun ini mencapai Rp56,42 triliun. Adapun, total transaksi yang dicatatkan oleh Indo Premier Sekuritas mencapai Rp29,14 triliun.
"Investor ritel masih mendominasi transaksi Indo Premier, sejalan dengan pengembangan platform online yang dilakukan oleh perseroan. "[Untuk transaksi] sekitar 70% kami ritel," kata Presiden Direktur Indo Premier Securities Moleonoto saat dihubungi Bisnis.com, Selasa (2/10/2018).
Indo Premier memang menjadi salah satu perusahaan sekuritas Anggota Bursa (AB) yang memiliki investor ritel dalam jumlah besar. Inilah yang menyebabkan perseroan mulai masuk ke jajaran 10 broker dengan nilai transaksi tertinggi.
Tak jauh beda, Mandiri Sekuritas juga memiliki investor ritel yang cukup besar, di mana rata-rata transaksi harian investor ritel per semester pertama tahun ini mencapai Rp325 miliar. Jumlah itu sebanding dengan 38% dari total rata-rata transaksi harian perseroan yang mencapai Rp865 miliar.
Sementara itu, broker dengan nilai transaksi terbesar kedua adalah Mirae Asset Sekuritas yakni mencapai Rp43,29 triliun, disusul Credit Suisse Securities senilai Rp43,21 triliun, dan Macquarie Capital Securities senilai Rp41 triliun.
Adapun saham yang sering diperdagangkan masih di sektor perbankan seperti PT Bank Danamon Indonesia Tbk. (BDMN), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI), dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA).
Sedangkan sektor di luar perbankan yang cukup diminati oleh pelaku pasar adalah sektor telekomunikasi yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dan PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. alias PGAS.
Sementara itu, dilihat dari transaksi bulanan, pada September lalu total gross value mencapai Rp269,08 triliun, di mana Citigroup Securities menempati posisi oertama dengan nilai transaksi Rp12,11 triliun, dan Mandiri Sekuritas pada posisi berikutnya dengan nilai Rp11,54 triliun.
Kepala Riset MNC Sekuritas Edwin Sebayang menilai, saham dengan kapitalisasi pasar besar alias big caps cukup diminati oleh investor memasuki akhir kuartal ketiga tahun ini. Harapannya, investor bisa mendapat keuntungan dari window dressing.
"Mereka memanfaatkan momentum akhir tahun, dan menganggap sekarang harga sudah normal makanya nilai transaksi naik memang cukup lumayan," katanya.
Dia memprediksi, pada akhir tahun indeks harga saham gabungan (IHSG) akan berada pada kisaran 5.823-6.200.
Adapun sektor yang akan menopang laju kenaikan indeks selain blue chips adalah sektor logam dan pertambangan, emiten minyak dan gas, sektor manufaktur dan konsumsi seperti saham PT Astra International Tbk. (ASII), serta emiten rokok.
Untuk sektor gas menurut Edwin justru mulai diminati oleh pasar meskipun proyeksi pertumbuhan laba tidak sebagus tahun lalu. "Masih untung walaupun profitnya tidak sebesar persentase tahun lalu," ujarnya.
Data Transaksi Broker Kuartal III/2018
Perusahaan Sekuritas
Mandiri Sekuritas Rp56,42 triliun
Mirae Asset Sekuritas Rp43,29 triliun
Credit Suisse Securities Rp43,21 triliun
Macquarie Capital Securities Rp41,00 triliun
UBS Securities Indonesia Rp37,47 triliun
Morgan Stanley Indonesia Rp36,61 triliun
CIMB Securities Indonesia Rp35,06 triliun
Deutsche Securities Indonesia Rp33,67 triliun
Citigroup Securities Rp32,08 triliun
Indo Premier Securities Rp29,14 triliun
Sumber: Bloomberg
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel