Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kesepakatan NAFTA Angkat Aset Berisiko, Dolar AS Terkonsolidasi

Dolar Amerika Serikat (AS) mengonsolidasikan kenaikannya saat nilai tukar yen Jepang dan mata uang euro melemah.
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam
Karyawan memperlihatkan mata uang dolar AS di salah satu bank di Jakarta./JIIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA – Dolar Amerika Serikat (AS) mengonsolidasikan kenaikannya saat nilai tukar yen Jepang dan mata uang euro melemah.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama di dunia naik tipis 0,02% atau 0,022 poin ke level 95,320 pada pukul 10.42 WIB perdagangan hari ini, Selasa (2/10/2018).

Sebelumnya indeks dolar dibuka di zona merah dengan turun tipis 0,006 poin atau 0,01% di level 95,292, setelah pada perdagangan Senin (1/10) berakhir menguat 0,17% atau 0,166 poin di posisi 95,298.

Sementara itu, nilai tukar yen Jepang terpantau bergerak stagnan di level 113,93 yen per dolar AS pada pukul 10.52 WIB, setelah berakhir melemah 0,23 poin atau 0,20% pada perdagangan Senin (1/10).

Yen diperdagangkan di kisaran level terendahnya dalam lebih dari 10 bulan terhadap dolar AS akibat terbebani oleh peningkatan minat atas aset berisiko setelah Amerika Serikat dan Kanada mencapai kesepakatan pada Minggu (30/9/2018) untuk memperbarui Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).

“Secara keseluruhan, saya pikir yen bersifat sebagai proxy untuk risiko, 115 pasti akan menjadi level yang saya rasa tidak akan begitu mudah untuk ditembus," kata Bart Wakabayashi, seorang branch manager di State Street Bank, seperti dikutip Reuters.

“Anda mungkin melihat 114,70 sebagai level resistance yang cukup kuat yang mungkin akan membawa sebagian aksi jual muncul.”

Menyusul kesepakatan perdagangan tersebut, imbal hasil obligasi pemerintah AS naik setelah para pedagang menjual aset safe haven untuk aset-aset yang lebih berisiko.

Ketika kekhawatiran tentang konflik perdagangan internasional telah membantu mengangkat dolar sepanjang tahun ini, optimisme yang meningkat terkait kebijakan bank sentral AS Federal Reserve juga telah menopang greenback.

Di sisi lain, nilai tukar euro terpantau lanjut turun 0,05% ke US$1,1572, setelah berakhir melemah 0,22% di US$1,1578 pada perdagangan Senin (1/10).

Pelemahan euro terhadap dolar AS diakibatkan berlanjutnya kekhawatiran tentang defisit anggaran Italia. Wakil Perdana Menteri Luigi Di Maio menuding para pejabat Uni Eropa sengaja mengacaukan pasar finansial dengan komentar negatif tentang rencana anggaran Italia.

Posisi indeks dolar AS                                                                        

2/10/2018

(Pk. 10.42 WIB)

95,320

(+0,02%)

1/10/2018

95,298

(+0,17%)

28/9/2018

95,132

(+0,25%)

27/9/2018

94,894

(+0,74%)

26/9/2018

94,193

(+0,06%)

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper