Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Jebol 15.000 Per Dolar AS, IHSG Terseret Turun

Sektor finansial ikut menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (2/10/2018)
Pelajar mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Pelajar mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Sektor finansial ikut menyeret Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Selasa (2/10/2018), dengan nilai tukar rupiah terjerembap menembus level Rp15.000 per dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG turun 0,40% atau 23,71 poin ke level 5.920,89 pada akhir sesi I. Padahal, indeks sempat menyentuh level 5.956 setelah dibuka di zona hijau dengan kenaikan 0,04% di posisi 5.947,25.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 5.920,75 – 5.956,78. Adapun pada perdagangan Senin (1/10), IHSG berakhir turun 0,53% di level 5.944,60.

Sektor industri dasar yang turun 1,24%, memimpin pelemahan enam sektor menekan pergerakan IHSG pada akhir sesi I, disusul sektor finansial yang turun 0,54%. Adapun tiga sektor lainnya mampu menetap di zona hijau, dipimpin sektor aneka industri yang naik 0,33%.

Sebanyak 144 saham menguat, 201 saham melemah, dan 258 saham stagnan dari 603 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia siang ini.

Sementara itu, nilai tukar rupiah di pasar spot terpantau melemah 114 poin atau 0,76% ke level Rp15.025 per dolar AS.

Mata uang Garuda sebelumnya dibuka dengan pelemahan 34 poin atau 0,23% di level Rp14.945 per dolar AS. Adapun pada perdagangan Senin (1/10/2018), rupiah berakhir terdepresiasi 8 poin atau 0,05% di posisi Rp14.911 per dolar AS.

Dilansir dari Bloomberg, rupiah melemah hingga menembus level Rp15.000 per dolar, untuk pertama kalinya dalam 20 tahun, di tengah memburuknya sentimen terhadap aset pasar negara berkembang berikut kekhawatiran tentang melebarnya defisit transaksi berjalan.

Rupiah terus melemah bahkan setelah Bank Indonesia (BI) melakukan intervensi di pasar keuangan serta mengerek suku bunga acuan sebanyak lima kali sejak Mei demi membatasi aksi jual.

“Pelemahan rupiah merupakan akibat dari sentimen buruk yang berputar di emerging market serta kerentanan dari kondisi domestik di Indonesia sendiri,” ujar pakar strategi pasar IG Asia Pte. Jingyi Pan, seperti dikutip dari Bloomberg.

Sejumlah pedagang juga melihat pelemahan diakibatkan tekanan penguatan dolar AS. Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap mata uang utama lainnya, terpantau naik 0,036 poin atau 0,04% ke level 95,334 pada pukul 11.59 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka di zona merah dengan turun tipis 0,006 poin atau 0,01% di level 95,292, setelah pada perdagangan Senin (1/10) berakhir menguat 0,17% atau 0,166 poin di posisi 95,298.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper