Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Tambah Produksi, Penyusutan Pasokan Iran Tetap Tak Terpenuhi

Organisasi Negara-negara Pengekspor minyak atau OPEC akhirnya mengeluarkan tambahan produksi secara terbatas pada September, karena akan ada pemangkasan produksi dari Iran yang menyusut lebih dari jumlah produksi Libya, Arab Saudi, dan Angola.
Harga Minyak WTI/Reuters
Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Organisasi Negara-negara Pengekspor minyak atau OPEC akhirnya mengeluarkan tambahan produksi secara terbatas pada September, karena akan ada pemangkasan produksi dari Iran yang menyusut lebih dari jumlah produksi Libya, Arab Saudi, dan Angola.

Ke-15 anggota OPEC telah memompa 32,85 juta barel per hari pada September, naik 90.000 barel per hari dari level Agustus dan menjadi yang tertinggi sepanjang tahun ini.

Namun, adanya 12 anggota OPEC yang tetap mematuhi aturan pemangkasan produksi hingga 70.000 barel per hari, membuat tingkat kepatuhan pada target pemangkasan produksi itu naik menjadi 128% dari 122% pada Agustus.

Analis Julius Baer, Norbert Rucker menyampaikan bahwa situasi pasokan saat ini cukup rentan karena akan adanya penyusutan seperti gangguan di Venezuela selain dari Iran yang akan semakin mengetatkan pasokan global.

"Harga minyak mentah global terus memperpanjang relinya tahun ini karena ekspektasi sanksi pada Iran akan menguji kemampuan OPEC untuk menggantikan penyusutan pasokan," paparnya, dilansir dari Reuters, Senin (1/10/2018)

Organisasi itu pernah menjanjikan kenaikan pasokan pada Juni lalu karena desakan dari Presiden AS Donald Trump.

Pada perdagangan Senin (1/10) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik 0,12 poin atau 0,16% menjadi US$73,37 per barel dan naik 21,27% secara year-to-date (ytd).

Adapun, harga minyak Brent naik 0.13 poin atau 0,16% menjadi US$82,86 per barel dan membukukan kenaikan 23,70% sepanjang 2018.

Kesepakatan OPEC pada Juni lalu termasuk bersama Rusia dan non-anggota lainnya kembali ke kepatuhan 100% untuk memangkas produksinya yang diawali pada 2017 silam, setelah Venezuela berhenti beroperasi selama beberapa bulan ditambah dengan kepatuhan negara lain yang mencapai 160%.

Dengan Arab Saudi yang kini hampir melepas janjinya untuk memangkas pasokan hingga 486.000 barel per hari, tetap belum cukup untuk melampaui penyusutan pasokan dari Iran dan penurunan produksi dari Venezuela.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper