Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengolah Kedelai China Kembali Lirik Produksi AS

Reli harga kedelai China berpotensi memacu pengolah kedelai Negeri Panda untuk kembali mengimpor dari AS.
Kedelai/Reuters
Kedelai/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Reli harga kedelai China berpotensi memacu pengolah kedelai Negeri Panda untuk kembali mengimpor dari AS.

Harga kedelai di Dalian Cmmodity Exchange kini pada titik tertingginya dalam dua tahun terakhir, berbanding terbalik dengan harga kedelai Amerika Serikat yang mendekati level terendah selama satu dekade.

Hal itu memicu spekulasi bahwa pembeli China akan mengambil risiko untuk tetap memesan kedelai dari AS meskipun harus membayar pajak impor tambahan senilai 25% karena kedelai AS masuk dalam daftar barang terkena tarif dalam perang dagang antara AS dan China.

Analis Soochow Futures Wang Ping mengungkapkan bahwa saat ini trader dan pengolah kedelai di China bahkan dapat meraup keuntungan dari pembelian kedelai ke AS karena harga kedelai domestiknya mengalami reli.

Pada penutupan perdagangan Jumat (28/9), harga kedelai di Dalian naik 50 poin atau 1,455 menjadi 3.500 yuan per ton, naik 13,64% dari harganya pada awal 2018. Sementara itu, harga kedelai di AS justru anjlok hingga 9,5 poin atau 1,11% menjadi US$845,50 sen per bushel turun 11,16% secara year-to-date (ytd).

Berdasarkan China National Grain and Oils Information Center (CNGOIC), dengan harga kedelai domestiknya, pengolah kedelai China hanya bisa mendapat keuntungan sekitar 57 yuan per ton.

“Beberapa perusahaan swasta China kemungkinan akan kembali membeli kedelai dari AS jika harganya terus naik. Pembelian secara signifikan kemungkinan baru akan terjadi setelah pemilihan umum jangka menengah di AS pada November mendatang,” papar Wang, dikutip dari Bloomberg, Minggu (30/9/2018).

Pembeli kedelai China telah menghindari pembelian kedelai ke AS sejak awal Juli, saat tarif pada komoditas kedelai mulai diterapkan dan terus memacu pengiriman kedelai dari Brasil.

Hanya saja, pada saat ini penjualan dari Brasil kemungkinan menurun karena sedang tidak musim, tapi penjualan dan pasokan dari AS justru membeludak karena sedang musim panen.

Sejumlah trader dan analis telah memperingatkan para perusahaan pembeli kedelai terbesar di China, bahwa apabila tidak segera membeli pasokan kedelai dari AS, mereka akan segera kehabisan pasokan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper