Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil Obligasi AS Naik Jelang Putusan Suku Bunga The Fed, Bursa Asia Tertahan

Bursa saham Asia hampir tidak banyak bergerak pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/9/2018), saat imbal hasil obligasi AS bergerak di kisaran level tertingginya dalam tujuh tahun.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia hampir tidak banyak bergerak pada perdagangan pagi ini, Rabu (26/9/2018), saat imbal hasil obligasi AS bergerak di kisaran level tertingginya dalam tujuh tahun.

Indeks MSCI Asia Pacific, selain Jepang, bergerak cenderung flat, sebagian karena tutupnya aktivitas perdagangan di Korea Selatan untuk libur nasional. Sementara itu, indeks Nikkei Jepang sendiri turun 0,4%.

Di Amerika Serikat, bursa saham Wall Street berakhir variatif pada perdagangan Selasa (25/9) saat kenaikan saham energi akibat lonjakan harga minyak dan penguatan saham konsumen discretionary diimbangi oleh penurunan di sektor-sektor lain.

Sektor utilitas membukukan performa terburuk saat investor bersiap mendengar keputusan kenaikan suku bunga oleh The Fed dalam pertemuan yang berakhir hari ini waktu setempat.

Di sisi lain, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun naik ke level 3,113%, mendekati puncaknya dalam tujuh tahun di 3,128% yang disentuh pada 18 Mei, menjelang akhir pertemuan kebijakan moneter Federal Reserve AS yang diprediksi akan menetapkan kenaikan suku bunga acuan.

Berdasarkan Fed funds rate futures, para pedagang sepenuhnya memperhitungkan kenaikan suku bunga pada hari ini, dan adanya peluang 85% bagi bank sentral AS tersebut untuk menaikkan suku lebih lanjut pada Desember.

“Fokusnya adalah apakah The Fed akan mengindikasikan bahwa langkah pengetatannya akan segera berakhir. The Fed mungkin tidak melakukannya hari ini tetapi saya memperkirakan pasar akan segera mulai mencari tahu skenario itu,” kata Akira Takei, manajer dana obligasi di Asset Management One, seperti dikutip Reuters.

Takei mencatat sudah ada tanda-tanda bahwa suku bunga yang lebih tinggi mulai membebani ekonomi AS, seperti peningkatan kenakalan pinjaman konsumen, menambahkan penurunan dolar AS yang bisa menjadi tanda awal fokus mengenai akhir siklus pengetatan di AS.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama dilaporkan bergerak di kisaran level terendahnya dalam 2,5 bulan pagi ini.

Mata uang emerging market, seperti lira Turki dan rand Afrika Selatan, juga menjaga jarak dari posisi terendahnya yang dicapai bulan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper