Bisnis.com, JAKARTA—Penguatan harga saham PT Bank Central Asia Tbk menjadi penggerak utama Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tengah penantian keputusan suku bunga The Fed dan Bank Indonesia yang hampir bersamaan.
Saham emiten dengan ticker BBCA itu menguat 325 poin di level 24.250 pada penutupan perdagangan sesi I Rabu (26/9). Adapun industri keuangan menjadi leading sector dengan penguatan 10,53 poin dan menjadikan saham BBCA terdepan sebagai pendorong IHSG.
Selain perkembangan stabilitas nilai tukar rupiah, data kenaikan suku bunga dan inflasi akan menjadi perhatian utama investor yang membayangi kinerja pasar pada hari ini. Diperkirakan Bank Indonesia akan kembali menaikkan suku bunga acuannya mengingat probabilitas kenaikan suku bunga The Fed cukup kuat pada FOMC meeting September 2018. Sementara itu, perkembangan ketegangan perang dagang AS dan China mulai mereda dan kenaikan tren harga komoditas turut meredam volatilitas pasar.
Saat ini, saham BBCA memiliki valuasi harga premium dengan price to book value sebesar 4,3 kali (di atas rata-rata historis 5 tahun dengan price to book value 4 kali). Bahkan saham BBCA juga terbilang lebih mahal atau mengalami overvalued apabila dibandingkan dengan indeks sektor keuangan dengan price to book value sebesar 1,87 kali.
Secara teknikal analisis, pola hammer candlestick pada saham BBCA menunjukkan sinyal bullish reversal pada perdagangan hari ini. Indikator stochastic oscillator mengalami cross over dengan relative strength index yang netral. Pergerakan saham BBCA terlihat breakout MA 50 dan mencoba menguat menuju 24.360 dengan menguji MA20 sebagai resistance terdekat. Diperkirakan pergerakan saham BBCA dalam rentang 23.780 – 24.280 dalam perdagangan hari ini.
Sumber: Bloomberg
*) Anida ul Masruroh, analis Bisnis Indonesia Resources Center
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel