Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiwoom Sekuritas : Bergerak di Kisaran 5.851-5.896, IHSG Berpotensi Menguat

Kiwoom Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini berpotensi menguat dengan rentang pergerakan 5.851-5.896. Sentimen eksternal masih akan sangat memengaruhi pergerakan IHSG hari ini.
Pelajar mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Pelajar mengamati monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Bisnis.com, JAKARTA -- Kiwoom Sekuritas Indonesia memprediksi indeks harga saham gabungan (IHSG) hari ini berpotensi menguat dengan rentang pergerakan 5.851-5.896. Sentimen eksternal masih akan sangat memengaruhi pergerakan IHSG hari ini.
 
Associate Director Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nicodemus menyampaikan sentimen global yaitu masalah tarif dagang akan memengaruhi pergerakan indeks. Selain itu, pelaku pasar mencermati hasil pertemuan FOMC yang diprediksi akan menaikkan suku bunga.
"Dari dalam negeri, pasar menanti langkah kebijakan dari Bank Indonesia atas kenaikan suku bunga The Fed, di mana bank sentral juga diprediksi akan menaikkan suku bunga BI 7 Days RR," ungkap Nicodemus melalui riset yang dipublikasikan Rabu (26/9/2018).
Sentimen-sentimen tersebut membuat pelaku pasar dan investor berpotensi wait and see untuk melihat hasil pertemuan The Fed.
Sementara itu, beralih ke Jepang, dalam risalah Bank of Japan (BoJ) yang dipublikasikan kemarin menunjukkan bahwa BOJ mulai memikirkan efek samping dari pelonggaran stimulus yang selama ini diberikan.
Suku bunga negatif terbukti membuat margin laba perbankan komersial menjadi sempit—yang juga menyebabkan inflasi sulit mendekati 2%. Jepang menyatakan siap jika sewaktu-waktu saat target inflasi terpenuhi, mereka akan segera menaikkan tingkat suku bunga.
Adapun, kemarin (25/9) IHSG ditutup melemah 0.13% menjadi 5,874. Sektor yang mengalami kenaikan terbesar pada sektor tambang (+0,99%) dan aneka industri (+0,85%) sedangkan penurunan terbesar di sektor industri dasar (-1,58%) dan properti (-0,63%). Sementara investor asing mecatatkan net buy disemua perdagangan saham sebesar Rp19,5 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper