Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

API Catat Kenaikan Stok Minyak Mentah, Reli WTI Kehilangan Momentum

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober melemah 10 sen ke level US$69,75 per barel pada pukul 16.45 waktu setempat, setelah ditutup menguat ke level US$69,85 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Selasa (18/9/2018).
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisn is.com, JAKARTA – Reli harga minyak mentah kehilangan momentum setelah laporan industri menunjukkan kenaikan stok minyak mentah AS.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Oktober melemah 10 sen ke level US$69,75 per barel pada pukul 16.45 waktu setempat, setelah ditutup menguat ke level US$69,85 per barel di New York Mercantile Exchange pada perdagangan Selasa (18/9/2018).

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman November naik 98 sen ke level US$79,03 di bursa ICE Futures Europe. Minyak mentah patokan global diperdagangkan lebih tinggi US$9,44 dibanding WTI kontrak bulan yang sama.

Minyak mentah AS melemah setelah American Petroleum Institute melaporkan stok minyak mentah AS meningkat 1,25 juta barel pekan lalu, berbanding terbalik dengan estimasi analis dalam survei Bloomberg yang memperkirakan penurunan 2,5 juta barel.

Jika data utama pemerintah yang dirilis pada hari Rabu mengkonfirmasi kenaikan cadangan, ini akan menjadi kenaikan yang pertama sejak awal Agustus.

"Kami mungkin melihat beberapa minyak mentah ekstra saat kami memasuki musim pemeliharaan kilang, karena kilang membutuhkan lebih sedikit minyak mentah sementara unit sedang menjalani pemeliharaan,” kata James Williams, Presiden Direktur WTRG Economics, seperti dikutip Bloomberg.

Harga minyak sebelumnya menguat di tengah indikasi bahwa Arab Saudi cukup puas dengan Brent naik melewati US$80 per barel karena pasar menyesuaikan dengan hilangnya pasokan Iran. Ekspor minyak Iran telah jatuh sekitar 35% sejak April.

"Kami melihat kapasitas cadangan global menuju level kritis karena sanksi terhadap Iran mulai berlaku," kata Bart Melek, kepala analis global di TD Securities.

"Karena negara-negara seperti Korea Selatan berhenti menggunakan minyak mentah dari Iran, Arab Saudi akan mencoba dan mengisi kesenjangan itu dan kita akan melihat lebih sedikit kapasitas dalam rantai pasokan global minyak mentah," lanjutnya.

Arab Saudi, Rusia dan negara-negara pengekspor utama lainnya dijadwalkan bertemu hari Minggu di Algiers, Algeria untuk meninjau pasar minyak. Karena investor mengevaluasi dampak sanksi Iran, perselisihan perdagangan yang berkembang antara AS dan China memiliki potensi untuk membebani permintaan.

China mengatakan akan memberlakukan tarif pembalasan terhadap US$60 miliar barang impor asal AS mulai 24 September, menyusul keputusan AS akan mengenakan tarif 10% pada barang impor China senilai US$200 miliar pekan depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper