Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Melemah, IHSG Fluktuatif di Awal Dagang

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (18/9/2018).
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan dan pelaku usaha berada di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (16/3/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak fluktuatif pada awal perdagangan hari ini, Selasa (18/9/2018).

IHSG dibuka di zona merah dengan turun 0,10% atau 5,54 poin di level 5.818,72. Indeks kemudian mampu membalik pergerakannya ke teritori positif dan naik 0,22% atau 12,87 poin ke level 5.837,13 pada pukul 09.07 WIB.

Sepanjang perdagangan pagi ini, IHSG bergerak pada level 5.807,72 – 5.838,59. Adapun pada perdagangan Senin (17/9), IHSG berakhir merosot 1,80% atau 107,02 poin di posisi 5.824,26.

Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG pagi ini bergerak di zona hijau dengan support utama sektor aneka industri (+0,89%) dan infrastruktur (+0,51%). Adapun sektor konsumer dan tambang masing-masing turun 0,15% dan 0,01%.

Sebanyak 8 saham menguat, 19 saham melemah, dan 573 saham stagnan dari 600 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dan PT Gudang Garam Tbk. (GGRM) yang masing-masing naik 1,04% dan 0,86% menjadi pendorong utama terhadap perubahan positif IHSG.

Sejalan dengan IHSG, indeks Bisnis 27 berbalik ke zona hijau dan naik 0,45% atau 2,28 poin ke level 508,89 pada pukul 09.08 WIB, setelah dibuka turun 0,14% atau 0,72 poin di level 505,90.

Sebaliknya, indeks saham lainnya di Asia Tenggara terpantau melemah pagi ini, dengan indeks FTSE Straits Time Singapura (-0,83%), indeks FTSE Malay KLCI (-0,43%), dan indeks PSEi Filipina (-0,86%).

Secara keseluruhan, bursa saham Asia melemah setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan akan memberlakukan tarif pada impor China senilai US$200 miliar.

Amerika Serikat akan mengenakan tarif 10% pada barang-barang impor asal China senilai US$200 miliar pekan depan, dan akan ditingkatkan lebih dari dua kali lipat pada 2019.

Menurut sumber dari pejabat pemerintahan yang diterima Bloomberg, pemerintahan Presiden Donald Trump tersebut memberikan peluang bagi bisnis di AS untuk menyesuaikan dan mencari rantai pasokan alternatif dengan menunda peningkatan tarif 25% hingga tahun depan. Adapun tarif 10% akan berlaku pada 24 September.

Saham-saham yang menguat pada awal perdagangan:

BBNI

+1,04%

GGRM

+0,86%

SMGR

+1,70%

ICBP

+0,85%

Saham-saham yang melemah pada awal perdagangan:

BBCA

-0,94%

ASII

-0,36%

UNVR

-0,22%

EXCL

-2,02%

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper