Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Eropa Berbalik Menguat di Tengah Kekhawatiran Tarif Perdagangan

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 0,46 poin atau 0,12% ke level 378,31, setelah berfluktuasi pada kisaran 376,93-378,69. Adapun indeks DAX Jerman, rumah bagi eksportir besar dan produsen mobil, turun 0,2%.
Bursa Eropa/Reuters
Bursa Eropa/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Eropa ditutup berbalik menguat pada akhir perdagangan Senin (17/9/2018) di tengah laporan Presiden AS Donald Trump berencana menerapkan tarif 10% untuk impor produk China senilai US$200 miliar.

Indeks Stoxx Europe 600 ditutup menguat 0,46 poin atau 0,12% ke level 378,31, setelah berfluktuasi pada kisaran 376,93-378,69. Adapun indeks DAX Jerman, rumah bagi eksportir besar dan produsen mobil, turun 0,2%.

"Saya pikir pasar telah mencerna kurang lebih semua rollercoaster mengenai tarif impor ini," kata Dimitrios Stefanopoulos, manajer portofolio di AlphaTrust, seperti dikutip Reuters.

Dimitrios menambahkan bahwa investor yakin Trump akan mencari kesepakatan menjelang pemilihan jangka menengah AS.

Meskipun kemungkinan tarif bea impor awal China dilaporkan lebih rendah dari rencana sebelumnya sebesar 25%, para ekonom mengatakan hal ini masih akan memiliki dampak signifikan pada pasar.

"Para ekonom kami di AS kami memperkirakan bahwa bahkan tarif 10% akan memperlambat pertumbuhan pada kuartal keempat, mengakibatkan Fed melewatkan kenaikan suku bunga acuan pada Desember," tulis tim analis UBS.

Pasar didukung oleh sektor defensif seperti telekomunikasi dan utilitas. Sektor-sektor siklis, yang lebih sensitif terhadap perdagangan dan pertumbuhan ekonomi, telah tertekan ketika sentimen perang perdagangan meningkat selama beberapa bulan terakhir.

"Jika perang perdagangan menyentuh ekonomi, maka saham defensif akan menjadi lebih baik," kata Dimitrios.

Sejumlah saham menjadi penopang pada hari Senin setelah merilis laporan keuangan, sehingga membantu mendukung risk appetite.

Penjualan yang mengalahkan perkiraan dari H&M mengirim saham naik 16,6%. Ini menjadi hasil yang menggembirakan bagi peritel fesyen terbesar kedua di dunia yang sahamnya masih turun sepertiga dari nilainya di tahun lalu.

Sementara itu, saham Credit Suisse naik 0,6% setelah regulator Swiss Finma mengatakan perusahaan telah gagal dalam tugasnya untuk memerangi korupsi dalam kasus-kasus yang terkait dengan FIFA dan perusahaan minyak negara di Venezuela dan Brasil.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper