Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Valbury Sekuritas: Defisit Neraca Perdagangan Sulitkan Pergerakan IHSG

Valbury Sekuritas memprediksi IHSG sulit bergerak ke zona hijau karena faktor defisit neraca perdagangan.
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan
Karyawan melintas di bawah layar monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (13/9/2018)./ANTARA-Sigid Kurniawan

Bisnis.com, JAKARTA - Valbury Sekuritas memprediksi IHSG sulit bergerak ke zona hijau karena faktor defisit neraca perdagangan.

Tim analis Valbury Sekuritas menyebutkan neraca perdagangan Indonesia yang mencatatkan defisit pada Agustus 2018.

Sentimen penekan lainnya berupa sektor eksternal berkenaan dengan perdagangan dimana China akan menerapkan kebijakan serupa sanksi terhadap AS.

"Sentimen ini bisa menyulitkan bagi IHSG untuk melaju ke zona hijau hari ini," demikian menurut riset mereka.

Mereka memperkirakan IHSG akan bergerak
di Support Level 5.787/5.750/5.687 dan Resistance Level  5.887/5.949/5.986.

Berikut sentimen penggerak IHSG hari ini

Sentimen pasar dari dalam negeri:
Neraca perdagangan Indonesia mengalami defisit sebesar US$1,02 miliar pada Agustus 2018  atau turun dibandingkan dengan bulan Juli 2018 yang tercatat sebesar US$2,03 miliar. Salah satu faktor defisit neraca perdagangan disumbang dari defisit sektor migas yang lebih besar daripada surplus non-migas.

Dampak defisit neraca pembayaran langsung membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melemah. Disamping itu, normalisasi kebijakan moneter AS menyebabkan pembalikan arus modal dan keuangan dari negara emerging ke AS. Kondisi ini menyebabkan neraca pembayaran mengalami tekanan, karena arus modal ke Indonesia yang sebelumnya mencapai diatas US$ 29 miliar pada Tahun 2016 dan 2017, pada semester I 2018 tercatat sebesar hanya sebesar US$ 6,5 miliar. Penurunan tajam arus modal tersebut dihadapkan pada defisit transaksi berjalan pada semester I 2018 yang justru meningkat yaitu sebesar US$ 13,7 miliar, sehingga secara keseluruhan neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit sebesar US$ 8,2 miliar. Hal ini menggerus cadangan devisa dan menekan nilai tukar rupiah.

Menurut Darmin Nasution, kebijakan Biodiesel 20 (B20) terhadap data neraca perdagangan akan terlihat pada publikasi bulan September 2018. Kebijakan B20, telah ditandatangani oleh  Presiden Jokowi melalui Peraturan Presiden Nomor 66 Tahun 2018.

Sentimen pasar dari luar negeri :
Presiden AS Donald Trump berencana untuk menerapkan bea masuk terhadap produk impor China senilai US$200 miliar. Setelah itu, akan ada bea masuk tambahan lagi bagi impor senilai US$267 miliar. Dipihak lain Cina meminta restu kepada WTO untuk menerapkan kebijakan serupa dengan nilai yang sama bagi produk-produk AS.

Perspektif tenikal
Support Level :    5787/5750/5687
Resistance Level :   5887/5949/5986
Major Trend : Down
Minor Trend : Up
Pattern : Down to u

Berikut rekomendasi saham hari ini

BBCA: Trading Buy
• Close 23925, TP 24250
• Boleh buy di level 23800-23925
• Resistance di 24250 & support di 23800
• Waspadai jika tembus di 23800
• Batasi resiko di 23700

BMRI: Trading Buy
• Close 6450, TP 6600
• Boleh buy di level  6350-6450
• Resistance di 6600 & support di 6350
• Waspadai jika tembus di 6350
• Batasi resiko di 6275

ASII : Trading Buy
• Close 6950, TP 7075
• Boleh buy di level  6900-6950
• Resistance di 7075 & support di 6900
• Waspadai jika tembus di 6900
• Batasi resiko di 6825

AALI:  Trading Buy
• Close 12750, TP 13025
• Boleh buy di level  12575-12750
• Resistance di 13025 & support di 12575
• Waspadai jika tembus di 12575
• Batasi resiko di 12500

ICBP:  Trading Buy
• Close 8825, TP 8925
• Boleh buy di level  8775-8825
• Resistance di 8925 & support di 8775
• Waspadai jika tembus di 8775
• Batasi resiko di 8725

SSIA:  Trading Buy
• Close 478, TP 486
• Boleh buy di level  468-478
• Resistance di 486 & support di 468
• Waspadai jika tembus di 468
• Batasi resiko di 465

Ket.  TP : Target Price

WATCHING ON SCREEN;
INTP, BBNI, BBRI, PWON, JSMR, LSIP

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper