Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

AS Ajukan Diskusi Dagang Lanjutan, Harga Emas Bertahan

Harga emas stabil mendekati level tertinggi selama sepekan di tengah harapan baru dari pengajuan diskusi lanjutan terkait dengan perang dagang AS dan China. Namun, penguatan dolar Amerika Serikat masih memberatkan kenaikan harga emas.
Harga emas/Reuters
Harga emas/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas stabil mendekati level tertinggi selama sepekan di tengah harapan baru dari pengajuan diskusi lanjutan terkait dengan perang dagang AS dan China. Namun, penguatan dolar Amerika Serikat masih memberatkan kenaikan harga emas.

Pada perdagangan Kamis (13/9), harga emas sedikit mengalami penurunan 1,06 poin atau 0,09% menjadi US$1.205,19 per troy ounce dan mencatatkan penurunan sebanyak 7,49% sepanjang tahun berjalan setelah pada sesi perdagangan sebelumnya menyentuh US$1.208,48 per troy ounce.

Adapun, harga emas Comex tercatat turun 1 poin atau 0,08% menjadi US$1.209,90 per troy ounce dan turun 8,05% secara year-to-date (ytd).

General Manager Global di ABC Bullion Nicholas Frappell mengatakan bahwa adanya gerakan pada masalah perdagangan antara AS dan China menjadi penyebab pergerakan harga emas stabil.

Sementara itu, keputusan diskusi perdagangan lanjutan itu dibuat setelah 85 kelompok industri AS meluncurkan koalisi pada Rabu (12/9) untuk secara serentak melakukan protes pada tarif dagang yang terus diluncurkan oleh Presiden AS Donald Trump.

“Dengan pasar yang kebanyakan masih menaruh posisi jangka pendek dan mungkin lebih sensitif pada kabar terkait dengan perdagangan AS dan China, maka itu akan menjadi pendorong untuk harga emas,” ujar Frappell, dilansir dari Reuters, Kamis (13/9/2018).

Pemerintah AS telah mengirimkan undangan kepada rekanannya di China untuk kembali menggelar pertemuan untuk membicarakan perdagangan bilateral sehingga meningkatkan spekulasi akan adanya pergeseran dalam kebijakan Washington.

Perang dagang antar AS dan China yang sudah berlangsung selama beberapa bulan telah membuat para investor beralih membeli dolar AS sebagai aset karena yakin bahwa AS tidak akan merugi karena perang dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper