Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Didongkrak Kejutan Penurunan Stok AS

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) melonjak ke level tertingginya dalam satu bulan pada akhir perdagangan Rabu (29/8/2018), menyusul laporan yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS dengan jumlah lebih besar daripada perkiraan.
West Texas Intermediate/Reuters
West Texas Intermediate/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) melonjak ke level tertingginya dalam satu bulan pada akhir perdagangan Rabu (29/8/2018), menyusul laporan yang menunjukkan penurunan stok minyak mentah AS dengan jumlah lebih besar daripada perkiraan.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober bertambah 98 sen dan ditutup di US$69,51 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 37% di bawah rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Oktober menanjak US$1,19 dan berakhir di level US$77,14 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$7,63 terhadap WTI, rentang terlebar sejak Juni.

Dilansir dari Bloomberg, badan informasi energi AS (Energy Information Administration/EIA) melaporkan penurunan persediaan minyak mentah nasional sebesar 2,57 juta barel pekan lalu, lebih besar dari perkiraan para analis dalam survei Bloomberg untuk penurunan sebesar 1,49 juta barel.

Harga WTI ditutup 1,4% lebih tinggi pada Rabu, meskipun selama sesi perdagangan pergerakan harga sempat turun di tengah kekhawatiran seputar kenaikan ketiga berturut-turut pada suplai di pusat penyimpanan utama Cushing, Oklahoma.

"Laporan hari ini secara keseluruhan cukup bullish," kata Matt Sallee dari Tortoise di Leawood, Kansas.

Laporan EIA juga menunjukkan penurunan pasokan bensin sebesar 1,55 juta barel dan stok minyak sulingan sebesar 837.000 barel. Pada saat yang sama, total permintaan produk selama empat pekan naik ke level tertinggi dalam setahun.

Selain tingkat persediaan AS, para pedagang memperhitungkan penurunan dalam ekspor minyak mentah Iran. Gabungan pembelian oleh India dan China untuk minyak mentah Iran akan turun menjadi hampir 1 juta barel per hari dari sekitar 1,3 juta di tengah sanksi baru AS, menurut ESAI Energy dalam laporannya.

“Secara keseluruhan, Anda telah melihat kekhawatiran tentang ekonomi dan permintaan, kemudian kekhawatiran mengenai sisi penawaran tentang Venezuela dan Iran khususnya," kata Michael Lynch, presiden Strategic Energy & Economic Research di Winchester, Massachusetts.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper