Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tahun Ini, KFC (FAST) Jaga SSSG Sekitar 8%

Pemegang lisensi KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk. akan menjaga pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) sekitar 7%-8%.
Pelanggan menikmati makan siang di salah satu gerai Kentucky di Makassar, Sulsel, Selasa (28/4). PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) sebagai pemegang merek Kentucky Fried Chicken (KFC), meraup pendapatan sebesar Rp4,2 triliun sepanjang tahun lalu, naik 6,26% dari perolehan setahun sebelumnya Rp3,96 triliun. /Bisnis.com
Pelanggan menikmati makan siang di salah satu gerai Kentucky di Makassar, Sulsel, Selasa (28/4). PT Fast Food Indonesia Tbk. (FAST) sebagai pemegang merek Kentucky Fried Chicken (KFC), meraup pendapatan sebesar Rp4,2 triliun sepanjang tahun lalu, naik 6,26% dari perolehan setahun sebelumnya Rp3,96 triliun. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Pemegang lisensi KFC, PT Fast Food Indonesia Tbk. akan menjaga pertumbuhan rata-rata penjualan tiap toko (same store sales growth/SSSG) sekitar 7%-8%.

Direktur Fastfood Indonesia Justinus Dalimin Juwono menuturkan, SSSG hingga akhir tahun akan dijaga sekitar 7%-8%, dan perkiraan transaksi diperkirakan naik sekitar 1,5%--2%.

Dia mengatakan, jumlah omzet dalam rupiah yang dihasilkan dari gerai yang sudah beroperasi selama 2 tahun (same store sales) tumbuh sebesar 5,7%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 1,42%. Sementara itu, same store transaction menghasilkan pertumbuhan sebesar 2,61% pada 2017, dibandingkan dengan 2016 yang negatif 4,99%.

"Kami akan jaga SSSG hingga akhir tahun 7%--8%. Supaya pertumbuhan penjualan terjaga, kami selalu menjaga kualitas produk dan meningkatkan layanan," ungkapnya, Rabu (28/8/2018).

Justinus menambahkan, perseroan juga akan menyediakan menu favorit dan memberikan harga terjangkau bernilai tambah bagi konsumen, meningkatkan persediaan ayam sewaktu harga turun di pasaran dan memperluas jaringan resyoran KFC, serta membuka gerai baru bertema khusu yang dilengkapi dengan fasilitas berteknologi baru.

Terkait dengan pelemahan rupiah terhadap dolar AS, katanya, perseroan juga terkena dampak negatif karena bahan baku semakin meningkat, ditambah ketatnya persaingan produk berbahan baku ayam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Riendy Astria
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper