Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Cetak Rekor, Bursa Asia Naik

Bursa saham Asia mampu bergerak positif pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/8/2018), menyusul penguatan bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) setelah Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pendekatan bertahap untuk menaikkan suku bunga adalah yang terbaik untuk melindungi pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan di AS.
BUrsa Asia/Reuters
BUrsa Asia/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia mampu bergerak positif pada awal perdagangan hari ini, Senin (27/8/2018), menyusul penguatan bursa Wall Street di Amerika Serikat (AS) setelah Gubernur The Federal Reserve Jerome Powell mengatakan pendekatan bertahap untuk menaikkan suku bunga adalah yang terbaik untuk melindungi pertumbuhan ekonomi dan pekerjaan di AS.

Indeks MSCI Asia Pasifik, selain Jepang, naik 0,1%. Indeks Nikkei Jepang menguat 0,6% dan indeks Kospi Korea Selatan bergerak flat. Adapun bursa saham Australia naik 0,1% pascapekan politik yang bergejolak.

Pada Jumat (24/8), indeks S&P 500 berakhir naik 0,62% atau 17,71 poin di 2.874,69, indeks Dow Jones Industrial Average naik 0,52% di level 25.790,35, sedangkan indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 0,86% atau 67,52 poin di level 7.945,98.

Komentar Powell, yang sejalan dengan ekspektasi pasar, membantu mendorong indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite untuk mencatat level tertingginya pada hari Jumat.

“Pidato Powell di Jackson Hole pada dasarnya menegaskan perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut secara bertahap serta menekankan bahwa suku bunga yang lebih tinggi telah membantu perekonomian dengan baik. Namun, kenaikan suku bunga tetap bergantung pada data-data,” ujar analis ANZ dalam risetnya, seperti dikutip Reuters.

“Penegasan Gubernur The Fed bahwa kenaikan suku bunga akan tetap bertahap memberi lampu hijau untuk penurunan berkelanjutan dalam dolar AS dan penguatan ekuitas pada hari Jumat.”

Presiden AS Donald Trump, dalam wawancara Reuters pekan lalu, mengatakan tidak antusias dengan kebijakan kenaikan suku bunga yang dilancarkan Powell.

Berdasarkan data Reuters, indeks dolar, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama, turun 0,1% ke level 95,070.

Sementara itu, harga minyak mentah AS turun 0,23% ke US$68,56 per barel, dan minyak mentah Brent turun menjadi US$75,68 per barel setelah harga minyak naik pekan lalu, mengakhiri penurunan mingguan berturut-turut akibat pengetatan pasokan, yang didorong prospek pasokan minyak yang lebih rendah dari Iran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper