Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perang Dagang Tingkatkan Kekhawatiran Pasokan Iran, Minyak Mentah Melemah

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman September ditutup melemah 0,2% atau 0,13 poin ke level US$66,81 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai 28% di bawah rata-rata perdagangan 100 hari terakhir.
Minyak WTI/Reuters
Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah ke level terendah dalam tujuh pekan terakhir pada Kamis (9/8/2018) karena kekhawatiran perang perdagangan AS-China akan melemahkan permintaan energi global serta meredakan kekhawatiran tentang nasib ekspor minyak Iran.

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman September ditutup melemah 0,2% atau 0,13 poin ke level US$66,81 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan mencapai 28% di bawah rata-rata perdagangan 100 hari terakhir.

Sementara itu, minyak Brent untuk pengiriman Oktober melemah 0,21 poin ke level US$72,07 per barel di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London. Minyak mentah patokan global diperdagangkan dengan rentang US$5,93 lebih tinggi dibanding WTI untuk kontrak bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, Iran berada di tengah-tengah kehancuran mata uang, kekurangan air, dan aksi protes yang mematikan karena sanksi AS mengisolasi negara ini dan beberapa pembeli minyak terbesar Iran mencari di tempat lain untuk persediaan mereka.

Namun, perselisihan yang semakin sengit antara China dan Amerika Serikat masih menjadi pusat perhatian dan menekan pertumbuhan ekonomi global yang berpotensi pada turunnya permintaan minyak mentah.

"Dalam setiap komentar tentang perang dagang, ada juga komentar tentang Iran," kata Bob Yawger, direktur divisi berjangka di Mizuho Securities USA LLC, seperti dikutip Bloomberg.

"Keduanya cenderung bertolak belakang satu sama lain sampai tingkat tertentu dan pasar cenderung berputar-putar," lanjutnya.

Minyak mentah telah diperdagangkan di bawah US$70 per barel bulan ini di AS karena sengketa perdagangan AS-China mengancam permintaan bahan bakar yang berasal dari minyak mentah di seluruh dunia. Adapun, situasi Iran diperkirakan akan menjadi lebih berbahaya mendekati tenggat waktu sanksi dari AS pada bulan November.

Sebelumnya, kementerian perdagangan China mengatakan akan menerapkan tarif 25% untuk produk diesel, bensin, propana dan produk minyak bumi lainnya dari AS.

Direktur riset ICIS-China, Li Li mengatakan meskipun minyak mentah AS terhindar dari daftar terbaru dari produk yang dipungut bea impor, China dapat menerapkannya di kemudian hari jika Presiden AS Donald Trump tidak melunakkan sikapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper