Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sejumlah Sentimen Kuatkan Dolar AS, Rupiah Ditutup Melemah

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 62 poin atau 0,43% ke level Rp14.478 per dolar AS, setelah dibuka melemah 23 poin atau 0,16% di level Rp14.439 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.
Pergerakan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat Januari-Mei 2018./Bisnis-Husin Parapat
Pergerakan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat Januari-Mei 2018./Bisnis-Husin Parapat

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Jumat (9/8/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup melemah 62 poin atau 0,43% ke level Rp14.478 per dolar AS, setelah dibuka melemah 23 poin atau 0,16% di level Rp14.439 per dolar AS pada perdagangan pagi ini.

Mata uang Garuda tergelincir dari apresiasinya pada perdagangan Kamis (9/8). Kemarin rupiah ditutup menguat 23 poin atau 0,16% di level 14.416 per dolar AS. Sepanjang perdagangan hari ini, rupiah bergarak pada kisaran Rp14.435 – Rp14.481.

Mata uang di Asia terpantau mayoritas melemah petang ini, dipimpin oleh won Korea Selatan yang terdpresiasi 1,07%, disusul oleh yuan China yang melemah 0,49%.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan kurs dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama bergerak di zona hijau dengan penguatan 0,50% atau 0,479 poin ke level 95,983  pada pukul 17.05 WIB.

Sebelumnya indeks dolar dibuka dengan kenaikan 0,15% atau 0,141 poin di level 95,645, setelah pada perdagangan Kamis (9/8) rebound dan berakhir menguat 0,43% atau 0,412 poin di posisi 95,504.

Dilansir Bloomberg, ketegangan perdagangan dipandang menguntungkan dolar karena ekonomi AS dipandang lebih baik untuk menangani proteksionisme daripada pasar negara berkembang, ditambah tarif impor dapat mempersempit defisit perdagangan AS.

"Penghindaran risiko mengambil kendali lagi, memberikan tekanan pada mata uang negara berkembang sementara membiarkan dolar menguat," kata Antje Praefcke, analis valas di Commerzbank, seperti dikutip Bloomberg.

Pasar valuta asing global sejauh ini masih didominasi oleh kegelisahan politik, dari sanksi AS terhadap Rusia dan Turki serta peningkatan ketegangan di Timur Tengah hingga di Eropa.

Dolar juga mendapat dorongan dari euro yang merosot setelah laporan bahwa Bank Sentral Eropa semakin khawatir tentang paparan bank terhadap efek dari Turki.

Financial Times mengabarkan European Central Bank (ECB) memiliki kekhawatiran terhadap bank-bank di Spanyol, Italia, dan Prancis dan paparan mereka terhadap gejolak di Turki.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper