Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pendapatan Turun 26,8%, Indosat (ISAT) Berbalik Rugi

Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk. membukukan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp693,7 miliar pada semester I/2018, dari posisi laba senilai Rp784,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Logo Indosat Ooredoo di kantor pusat PT Indosat Tbk./Indosat
Logo Indosat Ooredoo di kantor pusat PT Indosat Tbk./Indosat

Bisnis.com, JAKARTA--Emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk. membukukan kerugian yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai Rp693,7 miliar pada semester I/2018, dari posisi laba senilai Rp784,2 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Perubahan laba menjadi rugi disebabkan adanya penurunan pendapatan operasional. Pendapatan emiten bersandi saham ISAT tercatat senilai Rp11,06 triliun pada semester I/2018, turun 26,8% atau setara Rp4,04 triliun dari semester I/2017.

Adapun layanan selular, MIDI, dan telekomunikasi tetap Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi sebesar 78%, 18%, dan 4% terhadap pendapatan usaha konsolidasian semester I/2018.

Lebih rinci, pendapatan selular ISAT turun sebesar 31,3% dibandingkan semester I/2017, karena disebabkan penurunan pendapatan telpon, SMS Data, VAS dan interkoneksi, namun diimbangi dengan peningkatan pendapatan sewa tower.

Sementara itu, pendapatan MIDI turun sebesar 2,3% dibandingkan semester I/2017, disebabkan oleh tidak dikonsolidasikannya APE, anak perusahaan Indosat Ooredoo. Sementara itu, pendapatan telekomunikasi tetap turun sebesar 13,6% dibandingkan paruh pertama tahun 2017, karena penurunan traffic incoming.

Penurunan pendapatan ISAT pun berdampak pada turunnya beban sebesar 18,1% atau setara Rp2,32 triliun menjadi Rp10,53 triliun pada semester I/2018. Dalam Investor Memo di keterbukaan informasi, Kamis (9/8/2018), dijelaskan bahwa penurunan beban utamanya dikontribusi oleh beban umum dan administrasi, beban pemasaran, beban penyelenggaraan jasa, serta beban penyusutan dan amortisasi.

Meskipun kinerja paruh pertama tahun ini menurun, manajemen ISAT optimis pendapatan akan kembali tumbuh pada semester kedua 2018.

Manajemen ISAT menilai, aturan baru yang mewajibkan registrasi kartu perdana yang berdampak di kuartal I/2018 serta perubahan GTM strategy dari push menjadi pull juga terus berdampak pada performansi kami dengan penurunan 22% basis pelanggan pada semester I/2018.

ISAT menilai, kondisi ini mempersulit pertumbuhan pendapatan. Akibatnya, EBITDA mengalami penurunan 47,5% menjadi Rp 3,5 triliun pada pada semester I/2018.

Indosat Ooredoo telah berhasil mengurangi porsi utang dolar sebesar 59,5% dari US$74,6 juta atau mewakili 5,2% dari total utang pada semester I/2017 menjadi sebesar US$30,2 juta (mewakili 2,3% dari total utang). Perseroan menilai, penurunan utang ini pun berhasil meminimalisir pengaruh fluktuasi mata uang terhadap laba.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper