Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Semester I/2018: Pendapatan Meningkat, NIRO Belum Bisa Bukukan Laba

Emiten properti PT City Retail Developments Tbk., nama baru PT Nirvana Development Tbk., berhasil mencatatkan peningkatan kinerja pada semester pertama tahun ini, tetapi belum mampu membalikkan posisi keuangan dari rugi menjadi laba.
Komisaris Utama PT Nirvana Development Tbk. Pingki Elka Pangestu (kiri) dan Direktur Utama Soekarman Wiraatmadja Kusnadi, berbincang di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa perseroan di Jakarta, Kamis (5/10)./JIBI-Dwi Prasetya
Komisaris Utama PT Nirvana Development Tbk. Pingki Elka Pangestu (kiri) dan Direktur Utama Soekarman Wiraatmadja Kusnadi, berbincang di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa perseroan di Jakarta, Kamis (5/10)./JIBI-Dwi Prasetya

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten properti PT City Retail Developments Tbk., nama baru PT Nirvana Development Tbk., berhasil mencatatkan peningkatan kinerja pada semester pertama tahun ini, tetapi belum mampu membalikkan posisi keuangan dari rugi menjadi laba.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang terbit Selasa (31/7/2018), emiten dengan kode saham NIRO ini berhasil membukukan pendapatan penjualan dan jasa senilai Rp223 miliar pada periode Januari-Juni 2018, naik 21,5% dari capaian semester I/2017 yang senilai Rp183,5 miliar.

Sementara itu, beban pokok penjualan dan pendapatan jasa hanya meningkat 2,56% dari Rp117 miliar menjadi Rp120 miliar. Laba kotor perseroan tercatat Rp104 miliar, naik 55% dibandingkan Rp67 miliar pada semester I/2017.

Perseroan juga mengantongi keuntungan dari akuisisi dan keuntungan operasi lainnya, masing-masing Rp7,5 miliar dan Rp5 miliar. Total laba usaha perseroan pada semester I/2018 menjadi Rp40 miliar, meroket 602% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp5,7 miliar.

Akan tetapi, perseroan masih menanggung beban keuangan yang tinggi melampaui laba usahanya, mencapai Rp49 miliar. Adapun pendapatan keuangan nilainya lebih rendah, yakni Rp28 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak final Rp3,2 miliar, NIRO terpaksa masih harus menanggung kerugian senilai Rp716 juta. Sayangnya, perseroan harus mengalokasikan bagian laba kepada entitas non pengendali senilai Rp5,9 miliar, sehingga perseroan harus menanggung rugi bersih Rp6,7 miliar.

Rugi bersih ini berkurang cukup besar dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp16 miliar. Rugi per saham dasar juga turun dari semula Rp0,73 per saham menjadi Rp0,3 per saham.

Di sisi lain, total aset perseroan meningkat tipis dari Rp4,89 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp5,08 triliun pada akhir Juni 2018. Liabilitas naik dari Rp1,2 triliun menjadi Rp1,43 triliun, sedangkan ekuitas stabil di level Rp3,65 triliun.

Kas dan setara kas hanya berkurang tipis dari Rp1,46 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp1,12 triliun pada akhir paruh pertama 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper