Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Imbal Hasil SUN Diprediksi Cenderung Meningkat Pekan Ini

Pada perdagangan Senin (30/7/2018) yield SUN secara umum diperkirakan menurun (harga SUN meningkat) di tengah turunnya yield US Treasury dan proyeksi menguatnya rupiah. Meski demikian, penurunan yield diperkirakan dibatasi oleh sentimen jelang lelang SUN pada esok hari.
SURAT UTANG NEGARA
SURAT UTANG NEGARA

Bisnis.com, JAKARTA -- Mirae Asset Sekuritas memperkirakan yield surat utang negara atau SUN sepanjang pekan ini, 30 Juli hingga 3 Agustus 2018 akan bergerak cenderung meningkat.

Dhian Karyantono, Analis Fixed Income Mirae Asset Sekuritas, mengatakan sentimen dari domestik, selain adanya lelang pada minggu ini, pasar diperkirakan menunggu sentimen dari rilis data inflasi Juni 2018.

Sementara itu, sentimen dari global diperkirakan berasal dari pertemuan kebijakan moneter The Fed (FOMC Meeting) dan kebijakan moneter Bank Sentral Jepang (BoJ). Baik The Fed maupun BoJ diperkirakan masih akan mempertahankan suku bunga acuannya di level saat ini.

Selain itu, pasar menunggu outlook ekonomi kedua negara dan kebijakan moneter setidaknya hingga akhir tahun 2018. "Dengan demikian, yield 10 tahun SUN diperkirakan berada pada kisaran bergerak di rentang 7,64% - 7,80%," katanya dalam riset harian, Senin (30/7/2018).

Dhian melanjutkan, hal tersebut berdasar pada beberapa asumsi di mana nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada minggu ini diperkirakan bergerak pada rentang Rp14.365 – Rp14.530 sementara yield US Treasury 10 tahun diperkirakan berada di rentang 2,95% - 2,99%.

Sementara itu, pada perdagangan hari ini, Senin (30/7/2018) yield SUN secara umum diperkirakan menurun (harga SUN meningkat) di tengah turunnya yield US Treasury dan proyeksi menguatnya rupiah pada hari ini.

Dhian mengatakan bahwa meski demikian, penurunan yield diperkirakan dibatasi oleh sentimen jelang lelang SUN pada esok hari.

Berikut ini proyeksi pergerakan harga dan imbal hasil seri-seri acuan SUN hari ini [harga(yield)] :

FR0063 (15 Mei 2023): 92,25 (7,58%) - 92,60 (7,49%)
FR0064 (15 Mei 2028): 89,40 (7,68%) - 89,70 (7,64%)
FR0065 (15 Mei 2033): 87,50 (8,09%) - 87,95 (8,03%)
FR0075 (15 Mei 2038): 93,80 (8,13%) - 94,50 (8,06%)

USD/IDR -> berpotensi menguat terbatas pada rentang Rp14.365 – Rp14.413

Sementara itu, pada akhir pekan lalu, harga SUN cenderung menguat terbatas didorong oleh intervensi Bank Indonesia (BI).

SUN tenor pendek mengalami kenaikan harga dengan rata-rata sebesar 6,06 bps sementara SUN tenor menengah dan panjang masing-masing mengalami rata-rata kenaikan harga sebesar 9,20 bps dan 22,92 bps.

Kenaikan terbatas harga SUN didorong oleh pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang di luar dugaan “menguat” pada minggu lalu ke level Rp14.418 setelah BI menyatakan telah melakukan intervensi di pasar valas.

Intervensi tersebut didorong oleh proyeksi meningkatnya tekanan terhadap rupiah jelang rilis PDB AS kuartal II-2018. Hal tersebut juga sekaligus menjaga tren penurunan yield dalam sepekan sementara khusus untuk yield SUN 10 tahun ditutup 7,70%.

Momentum kenaikan harga SUN juga mendorong meningkatnya transaksi SUN baik secara nominal transaksi maupun frekuensi transaksi dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Di pasar global, yield US Treasury menurun meski pertumbuhan ekonomi AS mencapai level tertinggi sejak 4 tahun terakhir.

Pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal II-2018, berdasarkan estimasi awal, tumbuh sebesar 4,1% (QoQ) atau merupakan level tertinggi sejak kuartal III-2014 meski tingkat pertumbuhan tersebut sedikit di bawah ekspektasi pasar sebesar 4,2% (QoQ).

Ekonomi AS pada kuartal II-2018 didorong oleh menguatnya seluruh komponen PDB meski pasar mengkhawatirkan terkait keberlanjutan pertumbuhan tersebut yang disebabkan oleh kemungkinan perang dagang.

Selain itu, rilis data inflasi acuan The Fed (Core PCE inflation) pada kuartal II-2018 turun ke level 2% (QoQ) dibandingkan dengan kuartal I-2018 sebesar 2,2% (QoQ).

Beberapa faktor tersebut, pada akhirnya mendorong yield US Treasury khususnya tenor 10 tahun turun tipis ke level 2,96% dibandingkan dengan hari sebelumnya.

Sementara itu, dolar AS juga cenderung melemah ke level 94,65 poin dibandingkan hari sebelumnya sebesar 94,67 poin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper