Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kiwoom Sekuritas: IHSG Masih Ditopang Sentimen Eksternal dan Laporan Keuangan

Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan laporan keuangan semester I/2018 masih menjadi katalis pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari dalam negeri pada perdagangan Jumat (27/7/2018).
Pengguna jalan melintas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (20/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Pengguna jalan melintas di depan monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), di Jakarta, Jumat (20/7/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA -- Kiwoom Sekuritas Indonesia memperkirakan berbagai sentimen eksternal masih mempengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Jumat (27/7/2018).

Direktur Riset dan Investasi Kiwoom Sekuritas Indonesia Maximilianus Nico Demus mengatakan bahwa selain dari dalam negeri, sentimen juga berasal dari luar negeri. Usai kesepakatan AS dan Uni Eropa (UE) untuk mencegah perang dagang, tampaknya pasar bereaksi positif.

Sementara itu, Bank of Japan (BOJ) berencana membahas perubahan alokasi untuk membeli lebih banyak reksa dana yang diperdagangkan di bursa (Exchange-Traded Fund/ETF). Pembahasan tersebut rencananya akan diadakan pada akhir bulan ini.

Di sisi lain, cadangan minyak AS mengalami defisit sebesar 6,1 juta barel.

Beralih dari sana, hasil rapat European Central Bank (ECB) juga positif dengan keyakinan Presiden ECB Mario Draghi bahwa ekonomi zona Eropa mulai tumbuh dan solid.

Dari dalam negeri, laporan keuangan korporasi semester I/2018 turut menjadi katalis pergerakan IHSG.

"Secara teknikal, kami memprediksi indeks masih berpeluang melanjutkan kenaikan, dengan support dan resistance di level 5.927-5.966. Namun, perlu waspada akan aksi profit taking yang mungkin dapat terjadi," paparnya dalam riset harian, Jumat (27/7).

Kemarin, IHSG ditutup naik 0,21% ke level 5.946. Kontribusi penguatan terbesar terjadi pada indeks sektor pertambangan yang tumbuh 1% dan perkebunan yang naik 098%.

Adapun penurunan terbesar pada sektor aneka industri sebesar 2,23% dan konstruksi 1,38%.

Sementara itu, investor asing membukukan net buy sebesar Rp150,6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper