Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Saudi Tampik Spekulasi, Harga Minyak WTI Naik

Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir perdagangan Kamis (19/7/2018), setelah Arab Saudi berjanji untuk tidak membanjiri pasar dunia dengan minyak dan reli dolar AS goyah.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) menguat pada akhir perdagangan Kamis (19/7/2018), setelah Arab Saudi berjanji untuk tidak membanjiri pasar dunia dengan minyak dan reli dolar AS goyah.

Berdasarkan data Bloomberg, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018, yang masanya berakhir Jumat (20/7), menguat 70 sen dan ditutup di level US$69,46 di New York Mercantile Exchange. Minyak WTI kontrak September yang lebih aktif naik 49 sen dan berakhir di US$68,24.

Di sisi lain, harga minyak Brent untuk pengiriman September 2018 turun 32 sen dan berakhir di US$72,58 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$4,34 terhadap WTI untuk bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, Arab Saudi menampik spekulasi yang menyatakan bahwa negara ini akan membanjiri pasokan sebagai sesuatu yang tidak memiliki dasar. Arab Saudi menegaskan tidak berupaya mendorong aliran minyak ke dalam pasar melebihi kebutuhan pelanggannya.

Turut menopang sentimen minyak, greenback mengikis kenaikan terbesarnya dalam sepekan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan bahwa penguatan mata uang menempatkan AS pada posisi yang kurang menguntungkan.

“Kabar tentang Saudi adalah hal besar yang mengubah momentum,” kata Phil Flynn, analis pasar senior di Price Futures Group Inc., dikutip Bloomberg. “Terkikisnya tenaga dolar dikombinasikan dengan WTI yang mendekati masa kedaluwarsa juga memberikan kekuatan.”

Harga minyak telah turun bulan ini saat perang perdagangan antara AS dan China, berikut momok pasokan yang meningkat dari Arab Saudi, AS, dan Libya memicu kekhawatiran tentang kelebihan pasokan baru.

Sebaliknya, Kementerian Energi Arab Saudi pada Kamis (19/7) mengatakan bahwa Arab Saudi akan mengurangi ekspor minyak mentah bulan depan sekitar 100.000 barel per hari dan akan ada penurunan stok substansial karena permintaan yang kuat pada paruh kedua tahun ini.

“Sejumlah komentar dari Saudi mendorong harga,” kata Bob Yawger, director of futures di Mizuho Securities USA Inc., New York. "Itu adalah pernyataan yang kuat."

Sementara itu, pengiriman oleh OPEC akan turun menjadi 24,38 juta barel per hari dalam empat pekan yang berakhir 4 Agustus dibandingkan dengan periode yang berakhir pada 7 Juli, menurut Oil Movements.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Fajar Sidik

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper