Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Terjerembap, Harga Batu Bara Tetap Menguat

Reli penguatan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan Rabu (11/7/2018).

Bisnis.com, JAKARTA – Reli penguatan harga batu bara berlanjut pada akhir perdagangan Rabu (11/7/2018).

Pada perdagangan Rabu, harga batu bara untuk kontrak Agustus 2018, kontrak teraktif di bursa komoditas Rotterdam, ditutup menguat 0,69% atau 0,70 poin di posisi US$102,10/metrik ton.

Harga batu bara kontrak Agustus 2018 memperpanjang penguatannya pada hari ketiga berturut-turut, setelah terakhir kali ditutup terkoreksi 0,10% di posisi 98,90 pada Jumat (6/7).

Berbanding terbalik dengan batu hitam, harga minyak mentah membukukan penurunan terdalam dalam dua tahun terakhir saat meningkatnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China mengancam pertumbuhan ekonomi.

Pada perdagangan Rabu, harga minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Agustus berakhir anjlok 5% atau 3,73 poin di level US$70,38 per barel di New York Mercantile Exchange.

Adapun minyak Brent untuk pengiriman September turun nyaris 7% atau 5,46 poin dan berakhir di level US$73,40 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London.

Seperti diketahui, Presiden AS Donald Trump siap untuk memberlakukan tarif pada hampir setengah jumlah produk yang diimpor AS dari China dalam beberapa pekan. China pun berjanji untuk membalas.

Di sisi lain, cadangan minyak AS menyusut 12,6 juta barel pekan lalu, impor minyak di wilayah pengilangan terbesar AS turun paling tajam dalam 5 tahun terakhir, dan Libya bersiap untuk mengekspor lebih banyak ekspor minyak mentah.

"Perang dagang yang meningkat antara AS dan China pasti menyebabkan risiko di seluruh aset berisiko dan komoditas terperangkap dalam itu," kata Mike Wittner, kepala riset pasar minyak di Societe Generale SA, seperti dikutip Bloomberg.

“Permintaan di seluruh dunia sejauh ini sehat, tetapi itu risikonya: bahwa ini mendorong kita menuju ke perlambatan ekonomi dan jika itu terjadi, permintaan minyak akan terganggu,” lanjutnya.

Dalam beberapa pekan terakhir, Brent melampaui US$79 per barel dan patokan AS naik di atas US$75 di tengah gangguan pasokan dari Kanada ke Teluk Persia. Sementara itu,

Arab Saudi telah berjanji untuk meningkatkan output untuk membantu menutupi kekurangan dari pemasok utama lainnya, meskipun beberapa pengamat mempertanyakan kapasitas Saudi untuk melakukannya.

Sementara itu, kembalinya ekspor yang akan segera terjadi dari pelabuhan timur Libya menambah tekanan ke bawah terhadap harga minyak.

Di kawasan Pantai Teluk AS yang mencakup pusat penyulingan di Texas dan Louisiana, impor minyak jatuh sebesar 1,13 juta barel pekan lalu, penurunan paling curam sejak September 2012, menurut dana Energy Information Administration.

"Tidak ada keraguan bahwa ketidakpastian itu terus membebani, tidak hanya di pasar minyak mentah, tetapi juga semua pasar," kata Brian Kessens di Tortoise.

Pergerakan harga batu bara kontrak Agustus 2018 di bursa Rotterdam

Tanggal                                    

US$/MT

11 Juli

102,10

(+0,69%)

10 Juli

101,40

(+0,35%)

9 Juli

101,05

(+2,17%)

6 Juli

98,90

(-0,10%)

 

 

 

 

Sumber: Bloomberg

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper