Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OJK Susun Aturan Teknis Penerbitan MTN

Setelah melarang medium term notes (MTN) dijadikan underlying asset untuk reksa dana pasar uang dan terproteksi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk mengetatkan proses penerbitan surat utang jangka menengah itu.

Bisnis.com, JAKARTA - Setelah melarang medium term notes (MTN) dijadikan underlying asset untuk reksa dana pasar uang dan terproteksi, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berencana untuk mengetatkan proses penerbitan surat utang jangka menengah itu.

Dalam beberapa bulan terakhir, otoritas memang terus berusaha untuk menertibkan penerbitan MTN. Dalam kajian terbaru, mekanisme penerbitan surat utang jenis ini akan disamakan dengan penerbitan obligasi.

"Kami sedang menyiapkan aturan main tentang MTN yang terbaik untuk industri. Kami harapkan tahun ini regulasinya bisa selesai. Secara keseluruhan kami sedang bahas, nanti kami keluarkan dalam bentuk paket aturan baru," kata Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi kepada Bisnis.com, Rabu (11/7/2018).

Awalnya, wacana mengenai penertiban penerbitan MTN hanya sebatas kewajiban untuk menggunakan rating dan pencatatan di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pasalnya, kedua hal tersebut selama ini tidak bersifat wajib.

Namun dalam perkembangannya, orotitas mencoba untuk memperinci aturan teknis tersebut. Misalnya dengan menggunakan jasa penjamin emisi alias underwriter, serta adanya izin efektif dari OJK.

"Itu termasuk yang kami diskusikan. Tapi sampai saat ini belum ada keputusan. Intinya kami ingin yang terbaik untuk penerbit, investor, regulator, dan industri secara keseluruhan," jelasnya.

Selama ini, penerbitan MTN memang lebih mudah dibandingkan dengan obligasi. MTN tidak memerlukan pernyataan efektif dari OJK, tidak wajib didaftarkan di KSEI dan dicatatkan di BEI, dan tidak wajib rating.

Penawaran MTN kepada investor dilakukan terbatas yakni maksimal kepada 100 pihak atau calon investir dan realisasi investor kurang dari 50 pihak dan penerbitannya dapat dilakukan sesuai dengan proyek yang ditawarkan.

Kupon MTN umumnya lebih tinggi, karena jumlah investor terbatas, sehingga biaya yang dikeluarkan issuer lebih kecil karena prosesnya singkat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper