Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Menguat Paling Terting dalam Dua Pekan

Harga emas mendekati level tertinggi selama dua tahun setelah investor melindungi posisi jangka pendeknya (short covering) dan dolar Amerika Serikat melemah ke titik terendahnya sejak pertengahan Juni, dan isu perang dagang AS China yang mendorong bullion.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas mendekati level tertinggi selama dua tahun setelah investor melindungi posisi jangka pendeknya (short covering) dan dolar Amerika Serikat melemah ke titik terendahnya sejak pertengahan Juni, dan isu perang dagang AS–China yang mendorong bullion.

Harga emas spot pada Senin (9/7) pada posisi US$1.261,53 per troy ounce, naik 6,05 poin atau 0,48% dari sesi perdagangan sebelumnya. Adapun, harga emas Comex naik sebanyak 6,90 poin atau 0,55% menjadi US$1.262,70 per troy ounce.

“Harga emas terkerek setelah dolar AS melemah pada perdagangan di Asia,” kata Tim Brown, trader MKS PAMP Group, dikutip dari Reuters, Senin (9/7/2018).

Indeks dolar AS yang mengukur greenback di hadapan enam mata uang utama, tergelincir ke level terendahnya selama tiga pekan setelah data pekerjaan AS menunjukkan perlambatan pertumbuhan pada kenaikan pendapatan.

Ekonomi AS membuat lapangan pekerjaan yang lebih banyak dari ekspektasi sepanjang Juni, namun pertumbuhan pendapatan yang melambat meningkatkan kemungkinan ada tekanan inflasi moderat yang membuat Federal Reserves tetap berada pada jalur kenaikan suku bunganya pada akhir tahun ini.

Pelemahan dolar AS membuat emas yang dihargai dengan dolar AS menjadi lebih murah bagi pada pemilik komoditas emas dari mata uang lain.

“Sejumlah investor mulai melindungi kepemilikan jangka pendeknya [short covering] setelah muncul ketidakpastian pada tekanan perdagangan antara AS dengan China pada Jumat [6/7]. Kenaikan harga emas saat ini mungkin masih untuk jangka pendek jika ancaman tarif berlanjut pada beberapa pekan mendatang,” ujar Barnabas Gan, analis OCBC.

“Harga emas mungkin bisa naik ke kisaran US$1.268 per troy ounce – US$1.277 per troy ounce setelah sanggup menembus resistan US$1.257 per troy ounce,” ungkap Wang Tao, analis teknikal Reuters.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper