Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Euro Dihantui Ketidakpastian Politik Jerman, Indeks Dolar AS Diuntungkan

Pergerakan indeks dolar AS cenderung bergerak flat pada perdagangan pagi ini, Selasa (3/7/2018), setelah menguat pada sesi perdagangan sebelumnya saat kinerja mata uang euro terbebani ketidakpastian politik di Jerman.
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
Lembaran mata uang rupiah dan dolar AS diperlihatkan di salah satu jasa penukaran valuta asing di Jakarta, Senin (2/7/2018)./ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan indeks dolar AS cenderung bergerak flat pada perdagangan pagi ini, Selasa (3/7/2018), setelah menguat pada sesi perdagangan sebelumnya saat kinerja mata uang euro terbebani ketidakpastian politik di Jerman.

Dilansir Reuters, indeks dolar AS, yang mengukur kekuatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama terkoreksi tipis 0,15% ke level 94,882 setelah menguat 0,45% pada perdagangan Senin (2/7).

Sementara itu, nilai tukar euro sedikit berubah ke posisi US$1,1641 setelah dalam semalam melemah 0,45%.

Menteri dalam negeri pemerintahan Kanselir Angela Merkel menawarkan untuk mundur di tengah perselisihan dengan mitra koalisi utama atas kebijakan migrasi.

Ketegangan isu perdagangan juga menopang pergerakan dolar AS terhadap sejumlah mata uang komoditas, seperti dolar Australia, dan mata uang emerging markets yang ekonominya paling rentan terhadap penurunan pada perdagangan.

“Ada unsur kuat dari 'penghindaran risiko' yang dihasilkan oleh kekhawatiran perdagangan di balik kenaikan terbaru dolar AS. Dolar telah berhasil naik hanya karena mata uang komoditas dan emerging markets telah merosot karena penghindaran risiko,” kata Masafumi Yamamoto, chief forex strategist di Mizuho Securities di Tokyo.

“Mata uang suatu negara dengan defisit transaksi berjalan yang besar biasanya bukan tujuan pilihan selama penghindaran risiko, tetapi dolar memiliki likuiditas tinggi,” tambahnya, seperti dikutip Reuters.

Mata uang terkait komoditas seperti dolar Australia turun ke level terendah dalam 1,5 tahun pada hari Senin, sedangkan yuan China turun ke posisi terendah sembilan bulan di tengah kegelisahan menjelang 6 Juli, ketika tarif AS terhadap ekspor China mulai diberlakukan.

Mata uang dolar Australia bergerak flat di US$0,7340 setelah melemah ke US$0,7311 semalam, level terendahnya sejak Januari 2017.

Terhadap yen Jepang, dolar AS stabil di posisi 110,895 yen setelah naik 0,2% pada sesi perdagangan sebelumnya, didukung data ekonomi AS yang kuat, imbal hasil obligasi yang lebih tinggi, serta lonjakan pada saham di Wall Street.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper