Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Shanghai Tertekan Kekhawatiran Perang Dagang, Bursa Asia Melemah

Bursa saham Asia melemah pada perdagangna hari ini, Selasa (3/7/2018) di tengah lemahnya sentimen dalam menghadapi perang tarif perdagangan antara Amerika Serikat dengan sejumlah negara.
bursa asia
bursa asia

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia melemah pada perdagangna hari ini, Selasa (3/7/2018) di tengah lemahnya sentimen dalam menghadapi perang tarif perdagangan antara Amerika Serikat dengan sejumlah negara.

Investor yang khawatir bahwa ketegangan perdagangan dapat menghambat pertumbuhan global telah menarik diri dari aset berisiko dalam sebulan terakhir atau lebih.

Indeks MSCI Asia Pacifc di luar Jepang melemah 0,66% pada perdagangan pagi hari Selasa, sementara indeks Nikkei 225 Jepang terpantau melemah 0,10%.

Di China, indeks Shanghai Composite Index terpantau melemah 0,4%, sedangkan indek blue chip CSI300 terpantau turun 0,55%. Indeks Hang Seng merosot 3,04%.

Dilansir Reuters, indeks Shanghai Composite sebelumnya turun ke level terendah dalam lebih dari dua tahun terakhir pada Senin, sedangkan yuan jatuh di tengah kegelisahan menjelang penerapan tarif impor AS atas barang dari China senilai US$ 34 miliar pada 6 Juli mendatang.

Selain itu, sengketa perdagangan panas antara AS dan negara-negara ekonomi utama lainnya juga telah mengguncang pasar keuangan.

China diperkirakan akan menanggapi dengan pengenaan tarif impor atas barang-barang asal AS karena perang perdagangan antara dua ekonomi terbesar dunia mengancam akan merusak perdagangan dan investasi global.

"Saya mendeteksi meningkatnya kekhawatiran atas ketegangan perdagangan dan banyak kekhawatiran terhadap perang perdagangan penuh, yang datang di saat yang buruk bagi China di mana ekonomi sedang mengalami penurunan," kata Aninda Mitra, analis senior di BNY Mellon Investment Management, seperti dikutip Reuters.

"Yang pasti perlu perlu dikhawatirkan adalah mengenai prospek yuan China. Banyak orang tidak memikirkan berbagai hasil dan keterbatasan pada fleksibilitas kebijakan dari penurunan yang tampaknya tak terhindarkan ke dalam perang perdagangan," lanjutnya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper