Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

OPEC Sepakati Kenaikan Produksi, Harga Minyak Terkerek

Harga minyak terangkat setelah sejumlah produsen minyak seoakat untuk menaikkan hasil produksinya sedikit demi sedikit untuk mengompensasi kekurangan produksi dan kenaikan permintaan global.
Harga minyak naik/Ilustrasi
Harga minyak naik/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak terangkat setelah sejumlah produsen minyak seoakat untuk menaikkan hasil produksinya sedikit demi sedikit untuk mengompensasi kekurangan produksi dan kenaikan permintaan global.

Organisasi negara pengekspor minyak (OPEC) dan sejumlah produsen ternama lainnya, telah menggelar pertemuan di Wina, dan sepakat untuk menaikkan produksi dimulai Juli mendatang hingga sekitar 1 juta barel per hari.

Berdasarkan pernyataan Irak, kenaikan sesungguhnya akan berkisar sekitar 770.000 barel per hari, karena sejumlah negara yang saat ini menderita kekurangan produksi harus bekerja lebih keras untuk memenuhi kuota, sementara produsen lainnya bahkan kemungkinan tidak akan mampu mengisi kesenjangan.

Peningkatan output tersebut justru menimbulkan sentimen bullish. Angka yang muncul saat ini masih di bawah angka yang pernah didiskusikan sebelum pertemuan tersebut digelar.

"Ada banyak antisipasi di pasar seiring dengan banyaknya jenis minyak baru yang akan muncul di pasar minyak, yang kemungkinan tidak akan terjadi dalam waktu dekat," ujar John Kilduff, rekanan Again Capital, dikutip dari Reuters, Minggu (24/6/2018).

"Kami tergoda dengan kenaikan sekitar 1,8 juta barel per hari pada satu titik, dan berakhir hanya meningkatkan sekitar 600.000 barel per hari," lanjut Kilduff.

Pada penutupan perdagangan Sabtu (23/6) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) tercatat naik 4,64% atau 3,04 poin menjadi US$68,58 per barel. Mendapat tambahan dorongan dari penyusutan pasokan di Cushing, Oklahoma.

Adapun, minyak Brent Futures naik 3,42% atau 2,50 poin menjadi US$75,55 per barel.

Sekitar tiga pekan menuju pertemuan OPEC, harga minyak sempat anjlok dari harga tertingginya 3,5 tahun lalu karena kekhawatiran akan kenaikan produksi yang memicu kelebihan pasokan.

Pada akhirnya, Arab Saudi membujuk Iran untuk bekerja sama pada rencana untuk meningkatkan produksi, mengikuti panggilan dari sejumlah konsumen untuk menahan kenaikan harga bahan bakar.

Keputusan OPEC membingungkan sejumlah pelaku pasar karena sejumlah produsen memberikan target yang jelas untuk jumlah kenaikan produksinya, membuatnya semakin sulit memprediksi berapa lagi jumlah yang akan dipompa. Perkiraan kenaikan sejumlah 1 juta barel telah mendorong pasar.

"Kenaikan pada output minyak dapat diserap dengan mudah oleh pasar," kata Harry Tchilinguirian, kepala strategi pasar bank asal Prancis BNP Paribas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper