Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PREDIKSI RUPIAH 25 JUNI, Samuel Sekuritas: Kurs Pantau Rilis Neraca Perdagangan

Rupiah kemungkinan akan sedikit menguat hari ini, didorong kemungkinan semakin membaiknya data defisit neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei yang akan rilis hari ini, kata Ahmad Mikail, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia seperti dikutip dari risetnya yang diterima pagi ini, Senin (25/6/2018).
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang/Reuters
Seorang petugas bank memeriksa sejumlah uang/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA— Kurs rupiah atas dolar Amerika Serikat pada perdagangan hari ini, Senin (25/6/2018) diprediksi menguat, di tengah akan dirilisnya neraca perdagangan Mei 2018.

Seperti diketahui, BPS pada siang ini atau sekitar pukul 10.30 WIB akan merilis neraca perdagangan Mei.

“Rupiah kemungkinan akan sedikit menguat hari ini, didorong kemungkinan semakin membaiknya data defisit neraca perdagangan Indonesia di bulan Mei yang akan rilis hari ini,” kata Ahmad Mikail, ekonom PT Samuel Sekuritas Indonesia seperti dikutip dari risetnya yang diterima pagi ini, Senin (25/6/2018).

Rupiah diprediksi menguat ke level Rp14.000 -Rp14.040 per dolar AS.

Seperti diketahui, rupiah pada perdagangan Jumat (22/6/2018), menguat 16 poin atau 0,11% ke Rp14.086 per dolar AS.

Sementara itu indeks dolar AS pada awal perdagangan hari ini, pukul 08.03 WIB, menguat 0,01% ke level 94,53.

Seperti diketahui, neraca perdagangan Indonesia pada April 2018 tercatat mengalami defisit US$1,63 miliar, didorong kenaikan impor barang konsumsi dan migas.

Kepala Badan Pusat Statistik Suhariyanto menuturkan defisit tersebut disebabkan oleh impor yang meningkat tajam.

"Defisit disebabkan oleh defisit migas, di mana defisit pada bulan ini mencapai US$1,1 miliar," kata Suhariyanto, Bisnis.com (15/5/2018).

Dengan demikian, posisi neraca perdagangan Indonesia Januari -April 2018 mengalami defisit US$1,31 miliar. Dari posisi tersebut, defisit neraca migas mengalami defisit US$3,8 miliar.

Impor sepanjang April 2018 mencapai US$16,09 miliar atau naik 11,38% dibandingkan Maret 2018. Suhariyanto mengungkapkan kenaikan impor meningkat baik migas dan nonmigas.

Ekspor pada April 2018 mengalami penurunan 7,19% menjadi US$14,47 miliar dibandingkan bulan sebelumnya, dengan rincian ekspor nonmigas US$13,28 miliar dan migas US$1,19 miliar. Angka ekspor secara keseluruhan tersebut turun 7,19% dibandingkan Maret 2018, tetapi naik 9,01% dibandingkan dengan April 2017.

Ekspor nonmigas dan migas pada April tersebut mengalami kontraksi masing-masing -6,80% dan -11,32% dibandingkan dengan bulan Maret 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper