Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Arab Saudi Kian Semangat Dorong Peningkatan Produksi OPEC, Harga Minyak Mengkeret

Harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Kamis (21/6/2018), saat Arab Saudi bergerak menuju upaya-upaya untuk meningkatkan produksi OPEC.
Harga minyak melemah./.
Harga minyak melemah./.

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Kamis (21/6/2018), saat Arab Saudi bergerak dengan sejumlah upayanya untuk meningkatkan produksi OPEC.

Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Agustus 2018 ditutup turun 17 sen di level US$65,54 per barel di New York Mercantile Exchange, setelah sempat naik mencapai level US$66,22. Total volume yang diperdagangkan sekitar 23% di atas rata-rata 100 hari.

Adapun harga minyak Brent untuk pengiriman Agustus merosot US$1,69 dan berakhir di US$73,05 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak mentah acuan global ini diperdagangkan premium US$7,51 terhadap WTI.

Harga minyak WTI mencatat lebih kecil penurunan dibandingkan dengan Brent karena laporan Genscape Inc. yang dikabarkan menunjukkan penyusutan stok minyak mentah sebesar 2,45 juta barel di pusat penyimpanan utama di Cushing, Oklahoma, Jumat hingga Selasa.

Dilansir dari Bloomberg, harga minyak di London turun 2,3% setelah Menteri Energi Arab Saudi Khalid Al-Falih mengatakan bahwa OPEC dan aliansinya perlu melepaskan lebih banyak minyak ke pasar karena meningkatnya permintaan.

“Yang paling penting adalah konsumen,” ujar Al-Falih. “Kami tidak akan membiarkan kekurangan terwujud sampai pada titik bahwa pasar akan diperas dan konsumen akan dirugikan.”

Kenaikan kuota negara-negara yang melayang selama pembicaraan di Wina pada 22 Juni, dapat mencapai 1 juta hingga 1,8 juta barel per hari, menurut seorang delegasi. Tidak jelas berapa banyak yang akan diwujudkan dalam produksi aktual karena tidak semua anggota dapat mencapai kuota mereka.

“Setiap peningkatan pasokan yang kurang dari 500.000 barel per hari akan menjadi bullish untuk pasar,” kata Alessio de Longis, seorang manajer portofolio dalam grup multi-aset global OppenheimerFunds Inc. di New York. “Risikonya tentu saja kita bisa mendengar pengumuman yang mendekati 1 juta.”

Arab Saudi telah mengusulkan agar OPEC meningkatkan produksi sekitar 600.000 barel per hari, menurut delegasi yang mengetahui pembicaraan tersebut. Itu akan sepadan dengan peningkatan kuota gabungan 1 juta barel per hari, menurut perhitungan Bloomberg berdasarkan data dari International Energy Agency (IEA).

Namun, dorongan untuk meningkatkan pasokan oleh Arab Saudi dan anggota non-OPEC Rusia telah ditentang sejumlah produsen seperti Venezuela, dan Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh mengatakan dia tidak berpikir OPEC dapat mencapai kesepakatan.

Para produsen masih membahas empat skenario untuk kenaikan output, menurut seorang delegasi. Sementara itu, Menteri Energi Rusia Alexander Novak mengatakan setiap peningkatan produksi minyak harus dibagi rata dan harga minyak berada pada tingkat yang sesuai.

Seperti diketahui negara pengekspor minyak (OPEC) akan menggelar rapat di Wina pada 22-23 Juni 2018.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper