Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bursa Asia Fluktuatif, IHSG Berbalik Melemah di Akhir Perdagangan Sesi I

IHSG melemah 0,21% atau 12,13 poin ke level 5.871,91 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,1% atau 6,03 poin di level 5.890,06.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di zona merah pada perdagangan sesi I hari ini, Rabu (20/6/2018).

IHSG melemah 0,21% atau 12,13 poin ke level 5.871,91 pada akhir sesi I, setelah dibuka rebound dengan penguatan 0,1% atau 6,03 poin di level 5.890,06.

Adapun pada perdagangan kemarin, Rabu (20/6), IHSG ditutup melemah 1,83% atau 109,59 poin ke level 5.884,04.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada level 5.862,10 – 5.922,70. Sebanyak 146 saham menguat, 198 saham melemah, dan 243 saham stagnan dari 587 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Tujuh dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona merah dengan tekanan terbesar dari sektor aneka industri yang melemah 1,07%, disusul sektor industri dasar yang turun 0,51 %.

Pergerakan indeks saham lainnya di Asia Tenggara juga melemah siang ini, dengan indeks SE Thailand turun 1,19%, indeks FTSE Malay KLCI melemah 1,08%, indeks FTSE Straits Time Singapura turun 0,25%, dan indeks PSEi Filipina turun 1,75%.

Sementara itu, pergerakan indeks saham lain di kawasan Asia cenderung variatif, dengan indeks Nikkei 225 menguat 0,68%, sedangkan indeks Hang Seng Hong Kong melemah 0,89%.

Dilansir Bloomberg, pergerakan saham Asia cenderung fluktuatif karena ketegangan perdagangan antara AS dan China mereda.  Indeks MSCI Asia Pacific bergerak tipis ke level 169,44 pada pukul 11.05 WIB.

“Berkurangnya retorika perdagangan AS-China di awal pekan ini terus membantu pasar saham dalam pemulihan mereka, menetapkan nada yang cukup positif untuk pasar Asia," ungkap Jingyi Pan, analis pasar di IG Asia Pte, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper