Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

The Fed Kerek Suku Bunga, Ini Prediksi IHSG Pasca Lebaran

Indeks harga saham gabungan diproyeksikan tidak terkoreksi terlalu dalam pasca libur Lebaran 2018 meski Bank Sentral Amerika Serikat kembali mengerek suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 2%.
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat
Karyawan beraktivitas di dekat monitor pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/5/2018)./JIBI-Nurul Hidayat

Bisnis.com,JAKARTA— Indeks harga saham gabungan diproyeksikan tidak terkoreksi terlalu dalam pasca libur Lebaran 2018, meski Bank Sentral Amerika Serikat kembali mengerek suku bunga acuan 25 basis poin menjadi 2%.

Berdasarkan data Reuters, Indeks Dow Jones Industrial Average terkoreksi 119,53 poin atau 0,47% ke level 25.201,2, pada sesi penutupan perdagangan, Rabu (13/6/2018). Koreksi juga terjadi untuk Indeks S & P 500 yang tergerus 11,22 poin atau 0,40% menjadi 2.775,63.

Adapun, Indeks Nasdaq Composite naik turun 8,10 poin atau 0,11% ke level 7.695,70.

Frankie Wijoyo Prasetio, Head of Equity Trading Phintraco Sekuritas Medan menilai keputusan The Federal Reserve (The Fed) untuk kembali mengerek suku bunga acuan tidak akan begitu berdampak besar terhadap indeks harga saham gabungan (IHSG). Pasalnya, para pelaku pasar telah mengekspektasikan adanya kenaikan Fed Rate 

Dia menjelaskan bahwa valuasi saham-saham di pasar modal Indonesai saat ini memiliki valuasi yang terbilang murah. Apalagi, telah terjadi sell-off pada Mei 2018.

“Dengan laba perusahaan yang umumnya terus mencetak pertumbuhan dan dividen yield yang malah semakin tinggi saya kira IHSG akan baik-baik saja seusai liburan,” ujarnya kepada Bisnis, Kamis (14/6/2018).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG mengalami koreksi 113,071 poin atau 1,85% ke level 5993,627 pada sesi penutupan perdagangan, Jumat (8/6/2018). Sepanjang periode berjalan 2018, tercatat pergerakan indeks berada dalam tren negatif 5,70%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper