Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Minyak Mentah Sentuh Level Tertinggi dalam Sepekan, Menyusul Keretakan Pipa di Nigeria

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli ditutup menguat 06% atau 0,36 poin ke level US$66,10 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 24% di bawah rata-rata perdagangan 100 hari.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah menguat ke level tertinggi dalam lebih dari sepekan terakhir pada akhir perdagangan Senin (11/6/2018) menyusul keretakan di pipa utama Nigeria mengancam ekspor minyak dan perpecahan yang semakin dalam di OPEC mengenai kemungkinan peningkatan

Minyak mentah West Texas Intermediate untuk pengiriman Juli ditutup menguat 06% atau 0,36 poin ke level US$66,10 per barel di New York Mercantile Exchange. Total volume yang diperdagangkan sekitar 24% di bawah rata-rata perdagangan 100 hari.

Sementara itu, minyak patokan global, Brent, untuk kontrak Agustus ditutup cenderung flat pada level US$76,46 di bursa ICE Futures Europe yang berbasis di London, dan diperdagangkan pada premium US$10,43 untuk WTI pada kontrak bulan yang sama.

Dilansir Bloomberg, kebocoran baru telah ditemukan di saluran pipa Nigeria yang telah ditutup sejak akhir pekan lalu dan operator tidak memberikan perkiraan kapan pengiriman akan dilanjutkan. Sementara itu, Irak bergabung dengan Iran dan Venezuela yang menolak saran Arab Saudi bahwa sudah waktunya untuk melepas pembatasan output.

“Terhentinya pengiriman dari Nigeria melibatkan pipa besar dan titik pengiriman besar," kata Bob Yawger, direktur berjangka di Mizuho Securities USA Inc. di New York, seperti dikutip Bloomberg.

Pada saat yang sama, lanjutnya, ada sinyal bahwa produsen besar seperti Saudi meningkatkan output dan cenderung membebani pasar.

Disiplin diri dari koalisi yang dipimpin OPEC yang menerapkan pembatasan pasokan di awal 2017 diperkirakan sudah menurun. Rusia meningkatkan produksi minyak mentah 140.000 barel per hari di atas batas produksinya pada minggu pertama Juni, menurut seseorang yang mengetahui masalah ini.

Sementara itu, Arab Saudi meningkatkan produksi bulan lalu ke level tertinggi sejak Oktober, menurut seseorang yang mengetahui data yang diungkapkan Saudi ke OPEC.

Rusia dan Saudi telah mengisyaratkan mereka secara resmi mengajukan kenaikan produksi bertahap ketika OPEC saat pertemuan puncak di Wina, Austria, 22-23 Juni mendatang.

Namun, Menteri Perminyakan Irak Jabbar al-Luaibi mengatakan OPEC dan produsen sekutu belum mencapai tujuan mereka dan tidak boleh dipengaruhi oleh ajakan untuk memompa lebih banyak minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper