Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Tembaga Menguat Berbalik dengan Bursa Emas

Emas menjadi logam termurah berbanding terbalik dengan tembaga yang terus mengilap di tengah ekspektasi bahwa permintaan bullion sebagai aset lindung nilai bakal meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi global.
 Tembaga/Reuters
Tembaga/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA—Emas menjadi logam termurah berbanding terbalik dengan tembaga yang terus mengilap di tengah ekspektasi bahwa permintaan bullion sebagai aset lindung nilai bakal meningkat seiring dengan pertumbuhan ekonomi global.

Meskipun mengalami kenaikan pada Kamis (7/6/2018), emas diprediksi menuju penurunan harga kuartalan pertama setelah trader mulai melepaskan aset tak berbunga seperti emas seiring dengan prediksi penguatan dolar AS atas sinyal bahwa Federal Reserve akan mengetatkan kebijakan moneter.

Sementara itu, tembaga yang juga menjadi pengukur kesehatan ekonomi dunia, naik ke level tertingginya selama 4 bulan pada Rabu (6/6).

Direktur pengelola RBC Wealth Management George Gero mengatakan, harga emas akan tetap bergerak stabil hingga pertemuan The Fed pada pekan depan. Saat ini, tingkat volatilitas bullion selama 30 hari tercatat masih berada di level terendahnya sejak Februari.

Pasalnya, investor masih bertahan pada spekulasi bahwa The Fed masih akan bertindak agresif pada suku bunganya. “Pasar sedang menantikan kenaikan suku bunga dan justru masih banyak sentimen positif yang bisa menaikkan harga tembaga,” ujar Gero.

Tembaga Shanghai terdongkrak ke level tertinggi selama 3 bulan. Kenaikan harga tersebut dipicu oleh kekhawatiran gangguan pasokan dan pelemahan indeks dolar AS yang biasanya mendukung kenaikan harga logam merah.

Harga tembaga Shanghai pada perdagangan Kamis (7/6) naik 1.270 poin atau 2,41% menjadi 54.050 yuan per ton atau setara dengan US$8.453 per ton, tertinggi sejak 27 Februari. Secara year-to-date (ytd) harga tembaga turun 2,90%.

Tembaga di London Metal Exchange naik 1,70% atau 121 poin menjadi US$7.220 per ton, selama tahun berjalan harganya turun 0,37% pada penutupan perdagangan Rabu (6/6). Pada Kamis, tercatat harganya ke posisi US$7.247per ton.

Harga tembaga juga mendapat angin segar dari kekhawatiran kemungkinan gangguan pasokan dari sejumlah tempat, termasuk operasi Escondida milik BHP Billiton Ltd., pertambangan terbesar dunia.

Sementara itu, harga emas spot tercatat naik 1,34 poin atau 0,10% menjadi US$1.297,74 per troy ounce, selama tahun berjalan harga turun 0,39%. Emas Comex menembus US$1.300 per troy ounce, terkerek tipis 0,40 poin atau 0,03% menjadi US$1.301,80 per troy ounce.

Tekait dengan kenaikan harga emas pada Kamis (7/6), Badan Emas Dunia (World Gold Council) menunjukkan data bahwa permintaan emas di China mengalami kenaikan yang cukup signifikan.

Permintaan emas yang dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan perhiasan di China naik tiga kali lipat dalam 15 tahun belakangan setelah perekonomian China bertumbuh dan kekayaan individualnya meningkat.

China saat ini tercatat sebagai konsumen teratas dunia dengan pasar emas untuk perhiasan China menyumbang 30% untuk keseluruhan permintaan global.

Laporan juga menjelaskan bahwa sebelumnya pasar emas China tidak selalu berjalan mulus, seperti pada 2013 saat harga emas anjlok dan memicu aksi beli besar-besaran sehingga membebani sektor emas dengan kelebihan pasokan dan perang harga.

Daripada bergantung pada konsumen yang tradisional yang membeli emas karena kandungan emasnya, para penjual emas akhirnya memutar otak agar dapat mencakup pasar yang lebih luas dan berusaha untuk memenuhi permintaan konsumen dengan menawarkan beragam jenis produk berbahan campuran, merancang perhiasan dengan tampilan yang lebih cantik dan memperbanyak saluran penjualan.

Menurut data Badan Emas Dunia, permintaan emas untuk perhiasan di China memang didominasi oleh pembeli tradisional atau berusia paruh baya. Sementara itu, generasi milenial tidak terlalu memperdulikan pembelian emas untuk investasi dan lebih mementingkan pembelian barang teknologi. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper