Bisnis.com, JAKARTA--Langkah PT Industri Jamu dan Farmasi Sidomuncul Tbk. untuk agresif menyasar pasar global dinilai akan berdampak positif pada pergerakan saham perseroan dalam jangka panjang. Produk andalan Sidomuncul yaitu Tolak Angin, siap menerobos pasar 12 negara sepanjang tahun ini.
Selain agresif menyasar pasar luar negeri, emiten dengan kode saham SIDO tersebut juga berkomitmen memperluas pemaaran ke wilayah timur Indonesia. Pada 2018, perseroan menargetkan kenaikan pendapatan 15%.
Sepanjang tahun berjalan, saham Sidomuncul telah terkerek 52,29%. Pada perdagangan Senin (4/6), saham SIDO mengalami koreksi 45 poin atau 5,14% ke level Rp830.
Analis BCA Sekuritas Willy Suwanto mengungkapkan dengan persaingan produk herbal yang kian sengit, SIDO memiliki strategi jelas untuk memperlebar pasar domestik dan internasional. Perseroan memiliki peluang besar untuk memperkuat penjualan di Indonesia Timur.
Willy menjelaskan konsumsi di pasar Indonesia bagian timur memang tidak setinggi di kawasan Indonesia bagian barat. Kendati demikian, pasar tersebut akan menjadi faktor pendapatan tambahan bagi SIDO pada masa yang akan datang.
“SIDO telah mendaftarkan produknya untuk dipasarkan di Nigeria. Selain itu, perusahaan juga melihat potensi market untuk Tolak Linu yang kontribusi penjualannya 8% terhadap total produk herbal perseroan,” ungkap Willy.
Dia merekomendasikan buy untuk saham SIDO dengan target harga mencapai Rp1.000. Menurut Willy, SIDO memiliki neraca keuangan yang baik dan tidak sedang menanggung utang signifikan. Salah satu risiko perseroan yaitu ketersediaan bahan baku yang terbatas.
Research Analyst MNC Sekuritas Victoria Venny N.S. mengungkapkan dengan mengekspor Tolak Angin ke 12 negara, Sidomuncul akan mendapatkan kontribusi pendapatan sebesar 5%, atau meningkat dua kali lipat dibandingkan kontribusi dari ekspor Tolak Angin pada 2017 yang sebesar 2,5%.
“Sebagai langkah awal untuk memperkuat penjualan di pasar regional, SIDO membuka satu kantor pemasaran di Filipina. Dengan strategi pengembangan bisnis yang menjanjikan dan didukung oleh fundamental bagus, perusahaan private equity asing yaitu Affinity Equity Partners menyatakan ketertarikannya untuk berkolaborasi dengan SIDO,” ungkap Veronica.
Veronica menyampaikan kondisi tersebut akan memberikan dampak positif bagi SIDO dalam mengembangkan pasar domestik dan global. Saat ini, perseroan memiliki 250 produk, dengan dua produk terlarisnya yaitu Tolak Angin dan Kuku Bima Energi.
Veronica merekomendasikan untuk hold saham SIDO dengan target harga Rp810. Potensi SIDO untuk menggarap pasar, akan menjadi katalis kinerja perseroan pada 2018. Kendati demikian, kinerja SIDO pun tidak lepas dari ancaman peredaran produk herbal ilegal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel