Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

HARGA EMAS: Spot Comex Melesat Saat Indeks Dolar Tertekan

Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange menguat pada perdagangan Rabu (30/5/2018) atau Kamis pagi WIB, disaat indeks dolar Amerika Serikat bergerak melemah
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA—  Emas berjangka di divisi Comex New York Mercantile Exchange menguat pada perdagangan Rabu (30/5/2018) atau Kamis pagi WIB, disaat indeks dolar Amerika Serikat bergerak melemah.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Agustus pada penutupan perdagangan Rabu menguat US$2,4 atau 0,18% ke US$1.306,5 per ounce.

Sementara itu indeks dolar AS pada penutupan perdagangan Rabu melemah 0,751 poin atau 0,79% ke 94,069. Emas dan dolar biasanya bergerak berlawanan.

Harga emas menguat di saat bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada perdagangan Rabu (30/5/2018), di tengah tanda-tanda meredanya gejolak politik di Italia dan didorong lonjakan harga minyak mentah.

Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 306,33 poin atau 1,26% ke level 24.667,78, sedangkan indeks S&P 500 naik 34,15 poin atau 1,27% ke 2,724,01 dan Nasdaq Composite menguat 65,86 poin atau 0,89% ke 7.462,45.

Dilansir Reuters, kekhawatiran mengenai ketidakstabilan di Italia dan kemungkinan keluarnya negara itu dari Uni Eropa membuat investor menumpuk aset safe haven pada hari Selasa. Sementara itu, obligasi pemerintah AS pada Selasa mencatat kinerja terbaik sejak Juli 2011, menurut Indeks Agregat Treasury Bloomberg Barclay.

Saham berbalik menguat setelah Partai 5-Star Movement Italia melakukan upaya baru untuk membentuk pemerintah koalisi dan menyerukan kepada Paolo Savona untuk menarik pencalonannya sebagai menteri ekonomi.

Lelang obligasi pemerintah Italia bertenor 5 tahun dan 10 tahun yang sukses juga mengurangi kekhawatiran mengenai kemampuan finansial negara itu setelah penjualan obligasi pada Selasa menghasilkan lonjakan imbal hasil satu hari terbesar dalam 26 tahun terakhir.

"Risiko Italia jauh meninggalkan euro,” kata Kate Warne, analis investasi di Edward Jones, seperti dikutip Reuters. "Ini merupakan sumber volatilitas tetapi bukan sumber perhatian untuk pasar keuangan.”

Laporan bulanan dari ADP menunjukkan lapangan kerja sektor swasta AS meningkat 178.000 pada bulan Mei. Sementara itu, Departemen Perdagangan merevisi estimasi pertumbuhan produk domestik bruto kuartal pertama, namun para ekonom memperkirakan bahwa pertumbuhan PDB pada kuartal kedua akan naik di atas 3% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper