Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

KURS RUPIAH: Tinggalkan 14.000, Analis: Berpotensi ke 13.974 Hari Ini

Kurs rupiah atas dolarAS pada siang ini berhasil menguat sekaligus meninggalkan level Rp14.000 per dolar AS.
Karyawati menghitung uang rupiah, di kantor Cabang Bank Bukopin di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam
Karyawati menghitung uang rupiah, di kantor Cabang Bank Bukopin di Jakarta, Senin (9/4/2018)./JIBI-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA— Kurs rupiah atas dolarAS pada siang ini berhasil menguat sekaligus meninggalkan level Rp14.000 per dolar AS.

“Hari ini rupiah bakal ke 13.974,” kata Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim kepada Bisnis.com, Senin (28/5/2018).

Dia mengemukakan dua sentimen utama yang menguatkan pergerakan rupiah pada siang ini.

“KTT AS-korut kemungkinan jadi, (sementara itu) the Fed masih dovish,” kata Ibrahim.

Seperti diketahui, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengatakan pada Minggu (27/5/2018) tim persiapan dari negaranya telah tiba di Korea Utara untuk mempersiapkan KTT Korea Utara – AS, yang sempat dibatalkan Trump pekan lalu sebelum akhirnya dipertimbangkan kembali .

Sebelumnya, Departemen Luar Negeri AS mengatakan para pejabat AS dan Korea Utara telah bertemu di Panmunjom, sebuah desa di Demilitarized Zone (DMZ) di sepanjang perbatasan bersenjata antara Korea Utara dan Korea Selatan.

"Tim kami telah tiba di Korea Utara untuk persiapan KTT antara Kim Jong Un dan saya sendiri," tulis Trump di Twitter, dalam konfirmasi pertama Washington bahwa para pejabat AS telah memasuki Korea Utara untuk pembicaraan.

"Saya benar-benar percaya Korea Utara memiliki potensi dan akan menjadi negara ekonomi dan keuangan yang besar suatu hari nanti. Kim Jong Un setuju dengan saya tentang ini. Itu akan terjadi!" tambah Trump, seperti dikutip Reuters.

Selain pembicaraan tersebut, juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan ‘tim pendahulu" berangkat ke Singapura, yang diperkirakan menjadi tempat KTT berlangsung, pada Minggu pagi untuk melakukan persiapan logistik.

Sebelumnya pada Minggu, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan dalam pertemuan mendadak antara dirinya dan Kim Jong Un pada Sabtu sepakat bahwa KTT Korea Utara-AS harus diadakan.

Pembicaraan akhir pekan tersebut sekaligus menjadi perkembangan terbaru dalam naik turunnya proses diplomatik atas prospek KTT AS-Korea Utara dan tanda terkuat bahwa kedua pemimpin Korea tetap menginginkan adanya pertemuan tersebut.

Korea Utara telah bertahun-tahun menghadapi sanksi ekonomi atas program nuklir dan rudalnya sejak melakukan uji coba nuklir pertamanya pada 2006.

Di sisi lain, AS telah berupaya untuk memperlambat program senjata Korut, yang telah menjadi prioritas keamanan bagi Washington menyusul ancaman Pyongyang untuk mengembangkan rudal nuklir yang mampu menghantam daratan AS.

Seorang pejabat AS mengatakan kepada Reuters bahwa Sung Kim, mantan duta besar AS untuk Korea Selatan, akan memimpin delegasi untuk bertemu dengan pejabat Korea Utara di perbatasan. Pejabat Pentagon Randall Schriver menjadi bagian dari tim tersebut.

The Washington Post juga melaporkan bahwa tim yang juga diikuti ahli Korea di Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih, Allison Hooker, bertemu dengan Choe Son Hui, wakil menteri luar negeri Korea Utara.

Pembicaraan di perbatasan tersebut akan dilanjutkan pada hari Senin dan Selasa di Tongilgak, gedung milik Korut di Panmunjom, yang pernah menjadi lokasi penandatanganan gencatan senjata Perang Korea 1950-1953.

Dalam pertemuan hari Sabtu, Kim menegaskan kembali komitmennya untuk menyelesaikan denuklirisasi Semenanjung Korea dan melaksanakan KTT yang direncanakan bersama Trump, Moon mengatakan kepada wartawan di Seoul.

" Kim dan saya setuju bahwa KTT 12 Juni harus diadakan dengan sukses, dan bahwa upaya kami untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan perdamaian abadi tidak boleh dihentikan," kata Moon.

Moon mengakui bahwa Korut dan AS mungkin memiliki ekspektasi yang berbeda dari denuklirisasi dan dia mendesak kedua belah pihak untuk mengadakan pembicaraan tingkat kerja untuk menyelesaikan perbedaan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper