Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Blue Bird (BIRD) Bakal Remajakan 4.000 Armada Taksi Tahun Ini

Emiten penyedia layanan taksi, PT Blue Bird Tbk. berencana melakukan peremajaan 3.0004.000 kendaraan sepanjang tahun ini.
Direktur PT Blue Bird Tbk Andre Djokosoetono berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu (4/9). Blue bird mulai memperbesar pangsa pasar transportasi bus seiring dengan tren peningkatan penggunaan angkutan umum massal salah satunya menjadi operator Jakarta Airport Connection./JIBI Bisnis-Nurul Hidayat
Direktur PT Blue Bird Tbk Andre Djokosoetono berkunjung ke kantor Redaksi Harian Bisnis Indonesia di Jakarta, Rabu (4/9). Blue bird mulai memperbesar pangsa pasar transportasi bus seiring dengan tren peningkatan penggunaan angkutan umum massal salah satunya menjadi operator Jakarta Airport Connection./JIBI Bisnis-Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten penyedia layanan taksi, PT Blue Bird Tbk. berencana melakukan peremajaan 3.000—4.000 kendaraan sepanjang tahun ini.

Pada kuartal I/2018, perseroan memprediksi telah melakukan peremajaan hingga 1.000 kendaraan.

Direktur Blue Bird Adrianto Djokosoetono mengungkapkan peremajaan sebanyak 3.000—4.000 unit kendaraan tersebut akan menggunakan belanja modal rutin yang dialokasikan perusahaan pada tahun ini.

“Perusahaan menggunakan capital expediture untuk peremajaan, di mana sebagian besar [yang akan diremajakan] adalah dari divisi taksi. Persaingan dengan perusahaan lain memang masih ada tapi ada sedikit pengurangan sehingga kami melakukan peremajaan kembali,” ungkap Adrianto di dalam paparan publik di Jakarta, Kamis, (24/5/2018).

Adrianto menjelaskan emiten dengan kode saham BIRD tersebut lebih optimistis dengan kinerja perusahaan pada tahun ini karena tarif taksi online yang berangsur normal akan mengurangi tingkat persaingan antarperusahaan penyedia layanan taksi.

Untuk peremajaan per unit taksi, Blue Bird rata-rata menggelontorkan Rp150 juta. Adapun, perseroan fokus untuk memperbanyak taksi tipe multi purpose vehicle (MVP) atau seven seaters. Manajemen menyebut tidak dapat memprediksi kebutuhan dana peremajaan sampai akhir tahun karena negosiasi dengan pihak vendor terus dilakukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dara Aziliya
Editor : Ana Noviani

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper