Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurs Tengah BI Terapresiasi 20 Poin, Koreksi Dolar AS Angkat Mata Uang Asia

Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (17/5/2018) di Rp14.074 per dolar AS, terapresiasi 20 poin atau 0,14% dari posisi Rp14.094 pada Rabu (16/5).
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan
Karyawan keluar dari gedung Bank Indonesia di Jakarta./JIBI-Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Bank Indonesia mematok kurs tengah hari ini, Kamis (17/5/2018) di Rp14.074 per dolar AS, terapresiasi 20 poin atau 0,14% dari posisi Rp14.094 pada Rabu (16/5).

Kurs jual ditetapkan Rp14.144 per dolar AS, sedangkan kurs beli berada di Rp14.004 per dolar AS. Selisih antara kurs jual dan kurs beli adalah Rp140.

Di pasar spot, nilai tukar rupiah terpantau melemah 0,23% atau 32 poin ke level Rp14.065 per dolar AS pada pukul 10.52 WIB.

Rupiah hari ini rebound saat dibuka terapresiasi 19 poin atau 0,13% di level Rp14.078, setelah berakhir melemah 60 poin atau 0,43% di level Rp14.097 pada perdagangan Rabu (16/5).

Mayoritas mata uang di Asia terpantau menguat terhadap dolar AS siang ini. Selain rupiah, rupee India juga menguat sebesar 0,23%, diikuti remminbi China dan peso Filipina yang masing-masing terapresiasi 0,18% dan 0,14%.

Sementara itu, indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang dunia terpantau melemah 0,22% atau 0,204 poin ke level 93,188 pada pukul 11.16 WIB.

Indeks tergelincir ke zona merah saat dibuka turun 0,098 poin atau 0,10% di level 93,294, setelah pada perdagangan Rabu (16/5) berakhir menguat 0,19% atau 0,173 poin di posisi 93,392.

Dilansir Bloomberg, dolar AS terkoreksi bahkan ketika imbal hasil obligasi AS terus naik pascarilis data produksi industri yang solid memberi ruang pada mata uang Asia.

Di sisi lain, sektor ritel dan teknologi mampu membawa indeks saham Amerika Serikat (AS) berakhir positif pada perdagangan Rabu (16/5/2018) di tengah kenaikan imbal hasil obligasi AS.

Imbal hasil pada obligasi AS bertenor 10 tahun mencapai 3,10% untuk pertama kalinya sejak Juli 2011, dan terus menekan saham karena investor mempertimbangkan apakah obligasi ini memiliki opsi yang lebih menarik dibanding saham yang lebih berisiko.

“Bursa AS menguat, sehingga kemungkinan sedikit membantu kurs di Asia, selain koreksi dolar AS. Namun, imbal hasil obligasi AS bertenor 10 tahun yang terus naik tetap menghantui mata uang Asia,” ujar Irene Cheung, FX strategist di ANZ.

Kurs Transaksi Bank Indonesia (Rupiah)

17 Mei

14.074

16 Mei

14.094

15 Mei

14.020

14 Mei

13.976

11 Mei

14.048

 

 

 

 

Sumber: Bank Indonesia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper