Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Permintaan CPO & Gula Naik, TBLA Raih Berkah Ramadan

Emiten perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) mendapat berkah dari kenaikan permintaan produk kelapa sawit dan gula menjelang momen Ramadan serta Lebaran.
Lahan sawit yang dikelola Tunas Baru Lampung (TBLA)
Lahan sawit yang dikelola Tunas Baru Lampung (TBLA)

Bisnis.com, JAKARTA—Emiten perkebunan PT Tunas Baru Lampung Tbk. (TBLA) mendapat berkah dari kenaikan permintaan produk kelapa sawit dan gula menjelang momen Ramadan serta Lebaran.

Corporate Secretary Tunas Baru Lampung Hardy menyampaikan, setiap momen bulan Ramadan dan Lebaran, permintaan produk minyak kelapa sawit dan gula cenderung meningkat. Oleh karena itu, perusahaan memacu produksi agar stok mencukup kebutuhan pasar.

Pada April—Mei 2018, perusahaan sudah meningkatkan kapasitas penyulingan gula rafinasi menjadi 900 ton per hari dari sebelumnya 600 ton per hari. TBLA pun menjalankan bisa menjalankan fasilitas baru itu hingga 100%.

“[Penyulingan gula] baru mulai jadi April—Mei ini. Kapasitasnya sudah maksimal 900 ton. Dan kita sudah bisa jalan [utilisasi] 100%. Selama ada bahan bakunya, bisa jalan 100%,” tuturnya, Senin (14/5/2018) malam.

Untuk bahan baku gula rafinasi, perusahaan mengimpor dari Thailand, Australia, dan sejumlah negara di Amerika Latin. Pada 2018, TBLA mendapatkan kuota impor awal sejumlah 75.000 ton.

Menurut Hardy, kuota impor biasanya bisa 4—5 kali diberikan oleh pemerintah. Pada 2017, impor gula mentah perseroan mencapai 294.000 ton.

Di bisnis sawit, perusahaan mengekspor minyak goreng dengan merk Rose Brand dan CPO ke Timur Tengah serta Singapura. Mayoritas produk yang dieskpor merupakan barang setengah jadi.

“Porsi ekspor biasanya 25% [dari total pendapatan], selebihnya masih domestik,” ujarnya.

Penjualan gula dan minyak goreng dipasarkan ke distributor atau pertokoan. Adapun, produk CPO disalurkan ke perusahaan atau korporasi.

Seiring dengan momentum puasa dan Lebaran, Hardy menyampaikan, pendapatan TBLA berpotensi meningkat pada kuartal II/2018 dari triwulan sebelumnya. Per Maret 2018, perusahaan membukukan pendapatan Rp2,14 triliun, turun 4,29% year on year (yoy).

Kendati sedikit melesu pada kuartal I/2018, TBLA masih menargetkan pertumbuhan pendapatan tahun ini sekitar 10%-15% yoy. Artinya, penjualan perusahaan pada 2018 diperkirakan mencapai Rp9,87 triliun— Rp10,31 triliun dari 2017 senilai Rp8,97 triliun.

“Kami masih on track untuk mencapai target tersebut,” tuturnya.

Menurutnya, komposisi pendapatan dari bisnis gula diperkirakan meningkat menjadi 40% pada 2018 dari tahun sebelumnya skeitar 35%. Adapun, selebihnya masih berasal dari bisnis minyak sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Fajar Sidik
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper