Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beda Nasib Saham HEAL dan PRIM

PT Medikaloka Hermina Tbk. telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten HEAL. Pada perdagangan perdana, saham perseroan dihargai Rp3.700.
Presiden Direktur PT Medikaloka Hermina Tbk Hasmoro (kedua kanan) bersama Direktur Independen Aristo Setiawidjaja (dari kiri),  Direktur Yulisar Khiat, dan Direktur Binsar P Simorangkir berpose, seusai penawaran umum perdana saham perseroan, di Jakarta, Rabu (18/4).JIBI/Bisnis/Endang Muchtar
Presiden Direktur PT Medikaloka Hermina Tbk Hasmoro (kedua kanan) bersama Direktur Independen Aristo Setiawidjaja (dari kiri), Direktur Yulisar Khiat, dan Direktur Binsar P Simorangkir berpose, seusai penawaran umum perdana saham perseroan, di Jakarta, Rabu (18/4).JIBI/Bisnis/Endang Muchtar

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Medikaloka Hermina Tbk. telah resmi mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode emiten HEAL. Pada perdagangan perdana, saham perseroan dihargai Rp3.700.

Namun, sesaat setelah pembukaan saham, perusahaan yang menjalankan bisnis rumah sakit Hermina ini langsung anjlok hingga sebesar 15,59% ke level Rp3.110.
Laksono Widodo, Direktur Mandiri Sekuritas, selaku underwriter menilai penurunan saham ini murni disebabkan kondisi pasar yang cukup negatif. Ini dapat dilihat dari kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga turun.

"Ini bukan soal fundamental, ini karena memang market sedang turun. Mungkin nanti saat sesi II bisa naik," katanya di Gedung BEI, Rabu (16/5/2018).

Nasib HEAL berbanding terbalik dengan emiten rumah sakit yang kemarin resmi mencatatkan sahamnya di bursa, yakni PT Royal Prima Tbk. Hari pertama perdagangan, emiten bersandi PRIM itu langsung auto reject.

PRIM membukukan penguatan harga saham paling signifikan pada perdagangan Selasa (15/5). Harga saham PRIM memimpin penguatan setelah ditutup melonjak 50% atau 250 poin ke level Rp750 per lembar saham, sekaligus menyentuh batas penghentian perdagangan saham otomatis (auto reject).

Laksono membantah saat dikatakan bahwa saham HEAL terlalu mahal. Menurutnya, penetapan harga itu telah sesuai dengan penghitungan underwriter atau penjamin emisi dan emiten.

"Sama sekali tidak kemahalan, ini memang pasarnya turun. Nanti kalau sudah ada aksi di investor ritel ada perubahan," ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Tegar Arief
Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper