Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terkerek Buyback Saham Mitsui Fudosan dan Shiseido, Indeks Topix Ditutup Menguat

Indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,47% atau 107,38 poin ke level 22.865,96, sedangkan indeks Topix ditutup naik 0,61% atau 10,96 poin ke level 1.805,92.
Tokyo Stock Price Index (TOPIX) jatuh 3,26% ke level 1.432,65. /Bloomberg
Tokyo Stock Price Index (TOPIX) jatuh 3,26% ke level 1.432,65. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Jepang ditutup menguat pada perdagangan Senin (14/5/2018), didorong oleh rencana buyback saham Mitsui Fudosan Co. dan Shiseido Co., karena investor mengabaikan kemungkinan tarif impor baru AS untuk produk otomotif.

Indeks Nikkei 225 ditutup menguat 0,47% atau 107,38 poin ke level 22.865,96, sedangkan indeks Topix ditutup naik 0,61% atau 10,96 poin ke level 1.805,92.

Sektor bahan kimia dan real estate menjadi dorongan terbesar pada indeks Topix, yang memperpanjang level tertingginya dalam 14 pekan terakhir.

Dilansir Bloomberg, saham Mitsui Fudosan dan Shiseido keduanya mengumumkan buyback bersama rilis laporan keuangan terbaru. Mitsubishi Estate Co. juga menguat menjelang rilis laporan keuangan pada penutupan.

Saham Mitsui Fudosan menguat 9,2% ke level tertinggi sejak Desember 2015, sedangkan saham Shiseido melonjak 16% untuk mencatat level tertinggi. Adapun saham Mitsubishi Estate menguat 4,8%

Saham di sektor teknologi juga turut memberikan dorongan pada bursa Jepang, termasuk Sony Corp dan Murata Manufacturing Co. yang masing-masing menguat 2,2% dan 2,9%.

Produsen mobil membalikkan kerugian, setelah menekan indeks di sesi pagi. Presiden Donald Trump dikatakan telah mengusulkan tarif 20% untuk mobil impor ke AS. Saham Honda menguat 1,1%, sedangkan saham Toyota naik 0,2%.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau melemah 0,12% atau 0,13 poin ke level 109,52 yen per dolar AS pada pukul 14.53 WIB.

"Dengan kurs valuta asing yang mempertahankan level 109 yen per dolar AS, itu bisa memberikan bantuan bagi investor atas kinerja emiten, karena beberapa perusahaan mengharapkan yen yang jauh lebih kuat dari 100 per dolar untuk tahun fiskal ini," kata Shoji Hirakawa, kepala analis global di Tokai Tokyo Research Institute Co. di Tokyo, seperti dikutip Bloomberg.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper