Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rencana BI Berikan Sentimen Positif bagi IHSG dan Rupiah

Rencana Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan memberikan sentimen positif terhadap penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah.
suku bunga
suku bunga

Bisnis.com, JAKARTA--Rencana Bank Indonesia menaikkan suku bunga acuan memberikan sentimen positif terhadap penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah.

Pada penutupan perdagangan Jumat (11/5/2018), IHSG menguat 48,89 poin atau 0,83% menjadi 5.956,83 setelah bergerak di rentang 6.023--5.921. Harga meningkat dalam 2 hari berturut-turut, meskipun masih melesu 6,28% secara year to date (ytd).

Sementara itu, rupiah meningkat 124 poin atau 0,88% menjadi Rp13.960 per dolar AS. Adapun, kurs tengah BI dipatok Rp14.048 per dolar AS.

Vice President Research Department, PT Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya mengungkapkan, rencana Bank Indonesia menaikkan suku bunga sudah direspons positif oleh pasar, sehingga menguatkan nilai tukar rupiah. Langkah pengerekan suku bunga merupakan tindakan sigap otoritas dalam menghadapi gejolak perekonomian.

"Karena yang penting dampak jangka panjangnya, dan suku bunga menjadi salah satu instrumen [mengendalikan perekonomian]. Tentunya sudah dengan pertimbangan matang sebelum diputuskan," ujarnya, Jumat (11/5/2018).

Perbaikan rupiah sejalan dengan menghijaunya IHSG. Menurut William, sewajarnya IHSG mengalami penguatan dalam jangka menengah karena kinerja emiten sampai kuartal I/2018 dan kondisi makro ekonomi Indonesia terbilang positif.

Sebelumnya, 

Bank Indonesia dipastikan akan melakukan penyesuaian suku bunga kebijakan 7-day Reverse Repo Rate dalam waktu dekat guna merespon kondisi perekonomian saat ini.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo menuturkan pihaknya tengah mempersiapkan langkah kebijakan moneter yang tegas dan akan dilakukan secara konsisten, termasuk melalui penyesuaian suku bunga kebijakan 7-day Reverse Repo Rate dengan lebih memprioritaskan pada stabilisasi.

"Ini dimaksudkan untuk memastikan keyakinan pasar dan kestabilan makro ekonomi nasional tetap terjaga," ungkap Agus dalam siaran pers, Rabu (9/5).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper