Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daya Tarik Aset Berisiko Berlanjut, Bursa Jepang Menguat

Penguatan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang kompak berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Jumat (11/5/2018).
Tokyo Stock Price Index (TOPIX) jatuh 3,26% ke level 1.432,65. /Bloomberg
Tokyo Stock Price Index (TOPIX) jatuh 3,26% ke level 1.432,65. /Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Penguatan indeks Topix dan Nikkei 225 Jepang kompak berlanjut pada perdagangan hari kedua berturut-turut, Jumat (11/5/2018).

Indeks Topix dibuka dengan kenaikan 0,21% atau 3,80 poin di level 1.781,42 dan berakhir menguat 0,98% atau 17,34 poin di level 1.794,96. Dari 2.080 saham pada indeks Topix, 1.324 saham di antaranya menguat, 694 saham melemah, dan 62 saham stagnan.

Saham Suzuki Motor Corp. dan Panasonic Corp. yang masing-masing melejit 8,96% dan 4,87% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Topix pada akhir perdagangan hari ini.

Saham Panasonic Corp. menguat setelah laporan keuangannya melampaui estimasi analis, sedangkan saham Suzuki Motor Corp. melejit setelah Nomura Securities Co. merekomendasikan sahamnya sebagai pilihan teratas di antara produsen mobil otomotif.

Adapun indeks Nikkei 225 berakhir menguat 1,16% atau 261,30 poin di level 22.758,48, setelah dibuka naik 0,34% atau 76,77 poin di posisi 22.573,95. Sebanyak 163 saham menguat, 59 saham melemah, dan 3 saham stagnan dari 225 saham pada indeks Nikkei.

Saham KDDI Corp. dan FANUC Corp. yang masing-masing menguat 3,31% dan 2,48% menjadi pendorong utama terhadap penguatan Nikkei. Penguatan saham KDDI Corp. ditopang rencananya untuk buyback saham dan meningkatkan dividen.

Sementara itu, nilai tukar yen hari ini terpantau lanjut terapresiasi tipis 0,01% atau 0,01 poin ke posisi 109,39 per dolar AS pada pukul 14.28 WIB, setelah berakhir menguat 0,32% atau 0,35 poin di level 109,40 pada perdagangan Kamis.

Dilansir Bloomberg, indeks Topix naik ke level tertingginya sejak Februari mengikuti reli bursa saham Amerika Serikat (AS) menyusul rilis data inflasi negara tersebut.

CPI inti, tidak termasuk komponen makanan dan energi, naik 0,1% pada April 2018 dibandingkan dengan bulan sebelumnya, serta lebih kecil dari proyeksi median ekonom untuk kenaikan sebesar 0,2%.

Kurang bergairahnya rilis data inflasi AS mendorong meredanya spekulasi para pedagang atas laju kenaikan suku bunga yang lebih cepat.

“Data [inflasi] AS mengonformasikan stabilitas harga dan kenaikan pada suku bunga yang terlihat moderat. Jadi penguatan saham yang didukung daya tarik aset berisiko tampak berlanjut untuk saat ini,” ujar Nobuhiko Kuramochi, head of investment information di Mizuho Securities Co.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper