Bisnis.com, JAKARTA--Kinerja emiten pertambangan PT Indika Energy Tbk. (INDY) melonjak pada kuartal I/2018 seiring dengan memanasnya harga batu bara dan konsolidasi peningkatan kepemilikan di PT Kideco Jaya Agung.
Berdasarkan laporan keuangan perusahaan yang dikutip pada Sabtu (28/4/2018), manajemen INDY melaporkan nilai pendapatan melonjak 263,56% year on year (yoy) menjadi US$809,02 juta dari sebelumnya US$222,52 juta. Beban pokok kontrak dan penjualan juga naik menjadi US$580,23 juta dari kuartal I/2017 sejumlah US$194,25 juta.
Akan tetapi, laba kotor perusahan masih meningkat signifikan menjadi US$228,79 pada kuartal I/2018 dari sebelumnya US$28,28 juta.
Laba bersih INDY pun melonjak menjadi US$58,37 juta, melonjak 164,51% yoy dari kuartal I/2017 senilai US$22,07 juta. Laba per saham dasar dan dilusian melambung menuju US$0,0112 dari sebelumnya US$0,0042.
Direktur Indika Energy Azis Armand menyampaikan, Tren memanasnya harga batu bara sudah dirasakan INDY pada kuartal I/2018. Rata-rata harga jual produk Kideco dalam tiga bulan pertama tahun ini mencapai US$56,4 per ton, tumbuh 13,7% yoy.
"Volume penjualan batu hitam dari Kideco pada kuartal I/2018 pun naik 9,8% yoy menjadi 9,4 juta ton dari sebelumnya 8,5 juta ton. Adapun, volume produksi meningkat 3,8% yoy menuju 8,2 juta ton dari kuartal I/2017 sebesar 7,9 juta ton," paparnya.
Dari sisi nilai, sambung Azis, pendapatan perusahaan melonjak karena sudah mengonsolidasi kepemilikan 91% terhadap Kideco sejak Desember 2017. Sebelumnya, perusahaan hanya memiliki 46% saham Kideco, sehingga belum berkontribusi signifikan pada 2017.
Pada penutupan perdagangan Jumat (27/4/2018), saham INDY menurun 40 poin atau 1,14% menjadi Rp3.470. Harga masih meningkat 13,40% sepanjang tahun berjalan.
Price to Earning Ratio (PER) INDY ialah 5,63 kali. Adapun, kapitalisasi pasarnya mencapai Rp18,08 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel