Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meski Tipis, IHSG Kembali Menguat di Akhir Sesi I

IHSG menguat meski tipis 0,01% atau 0,73 poin ke level 5.909,93 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan 1,01% atau 59,68 poin ke level 5.968,88.
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Karyawan beraktivitas di dekat papan elektronik penunjuk Indeks Harga Saham Gabungan, di Jakarta, Selasa (27/2/2018)./JIBI-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mampu kembali ke zona hijau pada akhir sesi I perdagangan hari ini, Jumat (27/4/2018).

IHSG menguat meski tipis 0,01% atau 0,73 poin ke level 5.909,93 di akhir sesi I, setelah dibuka dengan penguatan 1,01% atau 59,68 poin ke level 5.968,88.

Adapun pada perdagangan Kamis (26/4), IHSG ditutup merosot 2,81 atau 170,65 poin ke level 5.909,2.

Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada kisaran level 5.885,34 – 5.997,5. Sebanyak 183 saham menguat, 183 saham melemah, dan 209 saham stagnan dari 575 saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Empat dari sembilan indeks sektoral IHSG menetap di zona hijau dengan dorongan utama dari sektor finansial yang menguat sebesar 0,26%.

Adapun lima sektor lainnya melemah, dipimpin sektor tambang yang turun 0,97% dan konsumer dengan pelemahan 0,83%.

Indeks saham lainnya di Asia Tenggara bergerak menguat siang ini, dengan indeks FTSE Malay KLCI menguat 0,48%, indeks SE Thailand naik 0,24%, indeks FTSE Straits Time Singapura menguat 0,01%, dan indeks PSEi Fiipina menguat 0,82%.

Di Jepang, indeks Topix dan Nikkei 225 masing-masing menguat 0,07% dan 0,54%, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,61% dan indeks Hang Seng naik 0,08%.

Dilansir Reuters, bursa saham Asia menguat Wall Street rebound menyusul penguatan saham teknologi, sementara pasar saham Korea didukung oleh optimisme di saat pemimpin Korea Utara dan Korea Selatan mengadakan Konferensi Tingkat Tinggi pertama dalam 10 tahun terakhir.

"Pelonggaran ketegangan dan kemungkinan perjanjian damai menanti dan menjadi sentimen bullish untuk won dan Kospi," kata Mingze Wu dari INTL FCStone Ltd di Singapura, seperti dikutip Reuters.

"Namun, akan sulit untuk membayangkan tren bullish baru yang muncul hanya dari ini," kata Wu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper