Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia Masih Bertahan Jadi Eksportir Minyak Mentah China

Rusia masih menjadi pemasok minyak mentah terbesar untuk China pada Maret 2018 dan bertahan pada posisi yang sama selama 13 bulan berturut-turut.
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters
Prediksi Harga Minyak WTI/Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Rusia masih menjadi pemasok minyak mentah terbesar untuk China pada Maret 2018 dan bertahan pada posisi yang sama selama 13 bulan berturut-turut.

Data dari Administrasi Umum Bea Cukai China menunjukkan, Rusia memasok 5,97 juta ton, setara dengan 1,36 juta barel per hari (bpd), naik 23,6% dibandingkan dengan pasokan di bulan yang sama pada tahun lalu. Rusia telah menjadi eksportir peringkat pertama bagi China sejak Maret 2017.

Dikutip dari Reuters, Selasa (24/4/2018), pada kuartal pertama, pengiriman Rusia meningkat 22% dari tahun sebelumnya menjadi 16,51 juta ton, atau sebanyak 1,34 juta bpd.

Arab Saudi, pemasok kedua terbesar untuk China, pada Maret turut menaikkan jumlah ekspornya.

Data menunjukkan bahwa pengiriman bulan lalu mencapai 4,6 juta ton atau 1,09 juta bpd, naik 1,2% dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu, namun turun dari jumlah pengiriman sebanyak 1,2 juta bpd pada Februari.

Kerajaan Arab Saudi diperkirakan akan mengejar ketertinggalan volume pada tahun ini, karena produsen kimia China Hengli Group akan memulai percobaan pada Oktober di pertambangan greenfield di utara China.

Produsen kimia tersebut dapat mengolah hingga 400.000 bpd dan diarahkan untuk menggunakan minyak dari Saudi. Total impor minyak mentah China pada Maret meningkat menjadi kedua terbesar dan tercatat sebanyak 9,2 juta bpd, terdorong oleh kecukupan kuota pasokan pemerintah dan perbaikan margin pertambangan.

Pada waktu yang sama, Negeri Panda mengekspor sejumlah bahan bakar untuk mengurangi limpahan pasokan domestik. “China mengalami surplus pasokan diesel dan bensin, sementara itu, permintaan tidak terlal banyak pada Maret, itu yang menjadi alasan mengapa ekspor China meningkat,” ujar Weng Inn Chin, analis pasar minyak di Facts Global Energy di Singapura, dikutip dari Bloomberg.

“Permintaan bensin dan minyak bahan bakar lain di Asia memang meningkat. Namun hasil dari China dapat memenuhi permintaan tersebut,” lanjut Chin.

Kiriman minyak mentah dari Angola, pemasok ketiga terbesar China, turun 12,5% dibandingkan dengan tahun lalu menjadi 4,08 juta ton, setara dengan 961.810 bpd. Pasokan pada kuartal pertama menurun 2,9% menjadi sekitar 1 juta bpd.

Secara keseluruhan, China mengimpor 112,1 juta ton minyak mentah selama kuartal I/2018 atau setara dengan 9,1 juta bpd. Pembelian besar-besaran pada kuartal I/2018 itu menyebabkan backlog kargo di lepas pantai China Timur pada akhir Maret.

Impor bulan berikutnya diprediksi melambat karena pertambangan China memasuki puncak musim pemeliharaan mulai April ini. Sementara itu, pada bulan lalu AS mengirimkan 973.758 ton minyak mentah, dengan jumlah volume kuartal pertama sejumlah 3,9 juta ton atau 315.475 bpd.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper